M Syafi’i Antonio, Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ekonomi Islam
Sebuah kehormatan diraih Prof Dr M Syafi’i Antonio, MEc setelah ditetapkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Islam. Berbagai ucapan selamat bersemai di berbagai media sosial civitas akademika Institut Agama Islam (IAI) Tazkia. Hingar bingar tersebut dikarenakan cita-cita bersama seluruh civitas IAI Tazkia akhirnya tercapai setelah perjuangan yang begitu panjang.
Pada 12 Januari 2023 Prof Dr Muhammad Syafii Antonio yang merupakan seorang pejuang dan pakar ekonomi syariah di Indonesia akhirnya ditetapkan sebagai Guru Besar di bidang Ekonomi Syariah.
Dengan penetapan tersebut, akhirnya Institut Agama Islam Tazkia yang notabene merupakan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) memiliki seorang Guru Besar. Dengan ini, Muhammad Syafii Antonio atau kerap disapa MSA itu menjadi Guru Besar pertama di IAI Tazkia.
Diharapkan IAI Tazkia akan mencetak para Guru Besar di masa mendatang, utamanya pada disiplin ilmu ekonomi syariah. “Semoga dengan adanya Guru Besar internal di IAI Tazkia, kita sudah bisa mengajukan diri untuk naik menjadi Univesitas dan ditambah satu lagi Guru Besar penugasan bisa membuka program Doktoral,” ucap Guru Besar di bidang Ekonomi Syariah tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, MSA menyatakan bahwa sebentar lagi IAI Tazkia akan menjadi Universitas. Dan ada satu lagi kandidat Guru Besar yang sedang berproses di IAI Tazkia sehingga dalam jangka dekat IAI Tazkia akan membuka Program Doktor Ekonomi Syariah.
“Semoga kita tambah rendah hati, tambah ikhlas, tambah semangat untuk mendakwahkan ekonomi syariah. Tantangan kita ke depan adalah bagaimana Tazkia aktif dalam industri halal dan mengawal transformasi ke era digital dengan akhlaqul karimah".
Demikian doa yang penuh harapan masa depan untuk IAI Tazkia dari Muhammad Syafii Antonio, Guru Besar Ekonomi Syariah tersebut.
Sementara itu, Ketua Senat Institut Tazkia Dr Sigid Eko Pramono, MIBA mewakili Dewan Senat Institut Agama Islam Tazkia mengucapkan selamat dan sukses atas penetapan Prof Dr Muhammad Syafii Antonio, MEc. sebagai Guru Besar dalam disiplin Ilmu Ekonomi Syariah di Institut Tazkia.
Semoga ilmunya bertambah berkah dan bermanfaat untuk keluarga dan umat dalam mensyiarkan ekonomi syariah di Indonesia dan di seluruh penjuru dunia.
Semoga pencapaian yang dilakukan MSA memberikan semangat dan inspirasi kepada dosen di lingkungan kampus Institut Tazkia untuk bersama-sama mewujudkan visi menjadi perguruan tinggi ekonomi syariah terdepan yang berbasis digital. Selain juga dapat mempercepat proses menjadi Universitas Tazkia yang diharapkan bersama.
Pesan Rektor
Di kesempatan lain, Rektor IAI Tazkia, Ardhariksa Zukhruf Kurniulloh, M.Med.Kom bersama segenap jajaran pimpinan dan seluruh civitas akademika IAI Tazkia mengucapkan rasa syukur sekaligus bangga, atas penetapan Prof Dr H Muhammad Syafii Antonio, MEc sebagai Guru Besar dalam disiplin Ilmu ekonomi Syariah.
“Semoga pencapaian ini dapat menginspirasi dan menjadi motivasi untuk kita semua, agar lebih meningkatkan kembali kinerja dan semangat untuk meraih gelar karier dan jenjang fungsional tertinggi dalam bidang akademik,” ujarnya.
Rektor periode 2023-2027 ini menilai Prof Dr H Muhammad Syafii Antonio, MEc, merupakan figur, ikon keuangan dan pakar ekonomi syariah yang tidak hanya dikenal di Indonesia namun juga dunia dengan capaian prestasi-prestasinya. “MSA juga merupakan salah satu role model saya dalam bidang bisnis, leadership, manajemen serta pendidikan,” lanjutnya.
Penetapan Guru Besar ini sekaligus melengkapi milestone MSA yang tidak hanya sukses dalam bisnis dan dakwah, namun juga dalam dunia akademik. MSA telah memberikan teladan yang luar biasa khususnya kecintaannya kepada Islam, Indonesia dan Rasullullah SAW.
“Semoga Prof Syafii diberikan keberkahan sehingga dapat mengamalkan ilmu pengetahuannya dalam dakwah, serta senantiasa menebarkan manfaat dan kebaikan bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.”
Rektor Tazkia
Terkait IAI Tazkia. Pada Selasa, 15 November 2022 Rektor Institut Agama Islam Tazkia, Murniati Mukhlisin diwisuda untuk tingkat doktor yang keduakalinya. Murniati sebelumnya sudah memperoleh doktor pertamanya di University of Glasgow, UK, tahun 2014.
“Saya suka sekolah, sejak kecil bahkan walau sedang demam tetap memaksakan diri ke sekolah hingga guru saya memaksa saya untuk pulang ke rumah,” kenang Murniati sembari tertawa.
Murniati menempuh pendidikan S3 dalam bidang Ilmu Al-Qur’an & Tafsir di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta dengan penelitian yang berjudul Politik Ekonomi Syariah dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Sektor Industri Halal di Indonesia). Murniati menyelesaikannya kurang dari tiga tahun dengan predikat Terpuji dengan IPK 3,68.
“Saya juga menyelesaikan program doktor pertama kurang dari tiga tahun juga” ujar Murniati yang saat ini masih semangat untuk menjalankan program doktor yang ketiga suatu hari nanti. “Masih semangat mau kuliah lagi karena setelah studi justru makin bodoh, merasa kerdil, tidak tahu apa-apa” katanya.
Menurut Murniati yang didampingi sang suami, Dr. Luqyan Tamanni yang merupakan Kepala Bank Syariah Indonesia (BSI) Institute dan juga dosen senior Institut Tazkia ini mengatakan bahwa kita sebagai Muslim harus terus menimba ilmu, baik secara formal maupun informal, karena kita dianjurkan untuk menimba ilmu dari buaian hingga ke liang kubur, uthlubal ‘ilma minal mahdi ilal lahdi.
Peserta wisuda hari itu, berjumlah 791 wisudawan terdiri dari Program Sarjana (522 wisudawan), Magister (190 wisudawan), dan Doktor (79 wisudawan).
Rektor PTIQ, Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA. yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal mengumumkan beberapa prestasi Institut PTIQ termasuk telah disetujuinya Institut PTIQ menjadi Universitas PTIQ bulan Desember ini. Turut diwisuda da’i kondang: Ustadzah Oki Setiana Dewi, Ustadz Muhammad Subki, dan Ustadz Syamsuddin Nur.