M Nadjikh, Pengusaha Teri yang Jadi Kakap Itu Telah Tiada
Sore ini kabar duka yang cukup mengagetkan. Muhammad Nadjikh, pendiri dan owner PT Kelola Mina Laut itu meninggal dunia. Jam 10.00 WIB, dua jam sebelum waktu salat Jum'at.
Sudah lama saya tak berjumpa dengannya. Bahkan, saat dia mengundang peresmian pabriknya di perbatasan Jatim-Jateng di Pantai Utara Jawa saya tak sempat menghadirinya.
Nadjikh hanya sedikit dari santri yang sukses menjadi pengusaha besar. Lewat usaha industri ikan laut yang digelutinya. Dimulai dengan jualan ikan teri, jenis ikan laut yang kecil-kecil.
Ia memulai usahanya dari kecil di tahun 1994. Kini produk usahanya merambah ke seluruh dunia. Di empat benua. Ibaratnya, pengusah teri ini sudah menjadi kakap. Kakap dalam kiasan atau sebutan untuk pengusaha besar.
Pria kelahiran Gresik, 8 Juni 1962 ini, bukan hanya pengusaha biasa. Ia juga aktifis Ormas Islam Terbesat Kedua di Indonesia, Muhammadiyah. Terakhir ia menjabat sebagai pengurus Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah.
Alumni Fakultas Industri Perikanan Intititute Pertanian Bogor (IPB) ini juga pernah menjadi anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Pengabdian untuk negeri itu dia emban di periode pertama pemerintahan Jokowi.
Beberapa kali bertemu dengannya, ia tergolong pengusaha yang sangat inovatif. Punya jaringan luas dan menguasai dunia ekspor hasil-hasil laut. Tidak hanya itu, ia juga merambah dunia pertanian dengan menanam kedelai edamame untuk diekspor ke Jepang.
Sebagai pengusaha santri, Nadjikh memang istimewa. Pria yang pernah memimpin Majelis Ekonomi Muhammadiyah Jatim ini berhasil mengembangkan amal usaha Muhammadiyah itu hingga mempunyai omset puluhan miliar rupiah. Amal usaha untuk tingkat propinsi.
Banyak ide bisnis kreatif lahir dari pemikirannya. Tidak sekadar ide. Tapi juga mampu mewujudkannya sehingga memberi manfaat tidak hanya kepada Persyarikatan, melainkan kepada ummat. Ia bisa disebut sebagai kader andalan.
Sampai berita ini ditulis, belum diketahui apa yang menyebabkan ia meninggal dunia. Yang pasti sebagai pengusaha santri, ia telah meninggalkan banyak hal. Jadi model pengusaha yang berkembang dari bawah. Bukan pengusaha fasilitas karbitan.
Selamat jalan Mas Nadjikh. Kami semua kehilangan sosok pengusaha santri andalan bangsa Indonesia.