M. Aga; Dari Pekerja Kedai Jadi Co Founder CoffeeSmith
Surabaya: Menggeluti dunia kopi bisa jadi keasyikan sendiri. Ini yang dialami Mohammad Aga, seleb barista yang juga owner dan co founder CoffeeSmith Jakarta.
Pemeran barista dalam film Filosofi Kopi ini betul-betul asyik sedang menggeluti dunia kopi. "Ya kami ingin membesarkan brand kopi kami," tutur Aga kepada Ngopibareng.id.
Ia berada di Surabaya dalam rangka East Java Coffee Show (EJCS). Acara yang berlangsung di Grand Atrium Pakuwon Mall itu menyajikan brewers compettion, late art competition dan barista competitian. Juga digelar pameran produk petani kopi, coffee shop, dan mesin kopi.
CoffeeSmith ikut membuka outlet di acara yang berlangsung sejak Kamis (21/9/2017) lalu. Aga pun tak segan menyeduh kopi untuk para pengunjung yang mengunjungi standnya. Ia secara khusus membawa produk kopi hasil roasting (masak) CoffeeSmith.
Aga begitu bersemangat cerita perkembangan kopi Indonesia. Menurutnya, peminum kopi akan terus bertambah tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Karena itu, permintaan kopi maupun industri kopi masih akan terus berkembang dan akan cerah di masa mendatang.
Anak muda yang mulai mengenal kopi setelah bekerja di kedia kopi tahu 2009 itu tidak hanya lihai menyeduh kopi. Juga seluk beluk bisnis kopi. Ia piawai bicara bagaimana membikin kopi yang enak, juga berbagai jenis kopi sampai dengan dunia perdagangannya.
Menurutnya, kopi Indonesia saat ini sudah sangat terkenal di dunia. Namun, sebagian besar masih sebagai komoditi. Seharusnya, kata dia, kopi jangan skadar menjadi komoditi, tapi sebagai special things, sesuatu yang khas dari Indonesia.
''Kalau menjadi special things, maka harganya akan jauh lebih kompetitif. Tidak tergantung kepada harga pasar dunia yang ditentukan para trader seperti selama ini,'' katanya dengan lancar.
Ia mengaku baru saja berkeliling Indonesia untuk mengeksplor daerah-daerah penghasil kopi. Bahkan, ia sempat naik di pegunungan di ketinggian 1500 meter hanya untuk melihat kebon kopi. Ia juga akrab dengan para petani kopi dari berbagai daerah.
Aga tidak hanya mengembangkan CoffeeSmith hanya sebagai coffee shop. Tapi juga menjadi coffee roastery atau pemanggang kopi. ''Kami punya mesin roasting yang bagus. Kapasitasnya 5 ton sebulan. Namun, kini baru melayani kebutuhan kopi roasting-an 800 kg per bulan,'' tambahnya.
Sedangkan bahan baku kopinya diperoleh melalui kulakan langsung dari petani. Ia lakukan itu untuk menjaga kualitas kopi yang dihasilkannya. Dia akui, dengan cara kulakan langsung, harganya terkadang lebih mahal. Namun, dengan demikian, kualitas kopi bisa terjaga.
Aga bertekad terus bergelut dan mengembangkan bisnis kopinya bersama para founder lainnya. Namun, sejak dini, ia sudah mematok tidak mau membuat waralaba coffee shop miliknya. ''Kalau kemitraan mau,'' katanya tanpa menjelaskan alasanya.
Ya, jagat kopi tampaknya memang makin asyik! (azh)