LWPNU PBNU Maraton Sosialisasikan Wakaf Uang
Salah satu rangkaian kegiatan yang menyertai peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) adalah seminar literasi wakaf, utamanya wakaf uang. Giat ini digelar di Gedung Pertemuan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lamongan, Minggu 5 Pebruari 2023.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi, masyarakat awam selama ini kebanyakan hanya mengetahui, bahwa wakaf hanya terkait dengan tanah atau bangunan. Seperti, untuk pondok pesantren, madrasah dan tempat ibadah musala atau masjid.
Ketua Lembaga Wakaf PBNU KH. Syaiful Munir, SH, mengatakan, selama ini warga nahdliyin belum banyak bergerak dalam bidang wakaf, utamanya wakaf uang. Sehingga peran strategis itu banyak dimanfaatkan oleh kelompok lain yang manhaj dan fikrahnya berbeda dengan NU.
Tak pelak, karena masih rendahnya tingkat literasi wakaf masyarakat menjadi faktor utama penyebab tingginya kesenjangan antara potensi dan realisasi wakaf.
Ini dibuktikan dari hasil studi yang dilakukan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kementerian Agama tahun 2020, bahwa skor indeks literasi wakaf baru mencapai angka 50,48 yang berada pada kategori rendah.
"Karena itu, penguatan program literasi menjadi kata kunci yang perlu mendapat perhatian seluruh pegiat perwakafan di Indonesia," katanya usai membuka seminar literasi wakaf menyambut satu abad NU, di Gedung Pertemuan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lamongan, Minggu 5 Februari 2023.
Lebih jauh Syaiful Munir menjelaskan, pada konteks penguatan literasi ini ia menyebut ada tiga konsep literasi yang disosialisasikan. Di antaranya, literasi tentang harta objek wakaf, literasi tentang peruntukan harta benda wakaf, dan literasi kelembagaan wakaf.
Khususnya wakaf uang, sebenarnya dana-dana wakaf dari warga nahdliyin nilainya cukup besar. Berada menyebar ke banyak lembaga-lembaga wakaf yang ada di Indonesia. Mestinya, dana itu bisa ditampung dan diwakafkan uangnya ke lembaga milik PBNU. Tentu, yang mengambil manfaat nanti adalah warga nahdliyin.
Sederhananya, andai saja dalam sebulan satu warga nahdliyin mengumpulkan uang wakaf Rp1.000, dikalikan jumlah warga nahdliyin kurang lebih 50 juta, sebulan bisa terhimpun Rp50 miliar.
"Itu angka yang luar biasa. Kalau bisa seperti itu Insya Allah warga sudah tidak ke mana-mana pakai proposal. Karena bisa ditopang dari lembaga wakaf milik PBNU. Uang ini juga akan dikembalikan ke MWC NU untuk pembangunan sarana dan prasarana dalam rangka menyejahterakan masyarakat NU," terangnya.
Karena itu, pada seminar tersebut Pengurus Pusat Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) mengajak warga nahdliyin dan masyarakat umum untuk mewakafkan harta kekayaannya, guna menopang kegiatan dan perkembangan NU dan masyarakat umum.
LWNU PBNU menggelar seminar literasi wakaf ini secara maraton. Selain Lamongan yang diikuti seluruh perwakilan MWC NU se-Kabupaten Lamongan, ada beberapa titik di Jawa Timur yang akan ditempati. Di antaranya Pasuruan, Tulungagung, Probolinggo dan Malang. Sebagai narasumber semuanya dari LWPNU PBNU.
"Kami terus road show ke beberapa daerah untuk mensosialisasikan wakaf uang ini," pungkas Syaiful Munir yang asli Sidoarjo itu.