LUSTRATE: ‘Modern Dark Art Black n White’
Oleh Kharisma Nanda Zenmira
"Musik underground adalah tentang memberikan suara kepada mereka yang tidak terdengar dalam mainstream. Ini adalah bentuk protes melalui ritme dan lirik.”
- Ian MacKaye (Fugazi, Minor Threat)
Akar dari musik underground tertanam dalam perlawanan terhadap budaya populer dan eksplorasi di luar batas musik tradisional. Lahir di Amerika dan Inggris pada era 1970-an. Gerakan ini dipicu oleh kondisi ekonomi, politik, dan sosial yang tidak stabil. Di Amerika, korupsi merajalela dan tingkat pengangguran serta kriminalitas tinggi. Di Inggris, terjadi ketegangan antara kelas sosial dan budaya punk berkembang sebagai bentuk perlawanan terhadap establishment. Para pemuda frustrasi dengan keadaan, hingga menemukan suara mereka dalam musik underground. Musik ini menjadi alat untuk menyuarakan kritik dan ketidakpuasan mereka terhadap sistem yang dianggap gagal.
Gerakan punk dan hardcore menjadi pelopor musik underground. Musik punk yang energik dan penuh kritik sosial menjadi simbol perlawanan terhadap otoritas dan sistem yang korup. Gerakan hardcore yang lebih ekstrem dalam tempo dan distorsi, menyuarakan kritik yang lebih keras dan militan. Kedua gerakan ini mendorong para musisi untuk menciptakan musik yang mencerminkan pandangan dan identitas mereka tanpa terikat oleh aturan dan norma industri musik arus utama.
Seiring perkembangan zaman, konsep musik underground terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Kini, underground bukan hanya tentang musik, tetapi juga telah menjadi gaya hidup. Para musisi dan pendengarnya terhubung dalam subkultur yang diimplemantasikan melalui pakaian, seni, pola pikir, dan gaya hidup yang mengikuti nilai-nilai underground. Nilai-nilai ini sering kali menekankan pada kemandirian, komunitas, anti-kemapanan, dan DIY (Do It Yourself).
Pada perkembangan berikutnya underground bukan hanya tentang musik, tetapi juga erat kaitannya dengan seni visual dan performatif. Ekspresi artistik dalam seni visual dan performatif menjadi wadah bagi komunitas underground untuk memperkuat pesan dan identitas mereka. Contohnya, seni jalanan dan grafiti sering digunakan untuk menyampaikan kritik sosial dan politik yang selaras dengan nilai-nilai underground.
Estetika dan cara ekspresi seni visual dan performatif selaras dengan musik underground. Contohnya, teater alternatif sering mengangkat tema-tema tabu dan kontroversial, sama seperti musik underground yang sering kali menantang norma dan nilai-nilai mainstream. Musisi underground sering berkolaborasi dengan seniman visual dan performatif, menunjukkan semangat DIY dan independensi yang mereka pegang teguh.
Musik underground di Indonesia mulai berkembang pesat pada era 1990-an. Era ini diwarnai dengan munculnya berbagai genre musik underground yang populer, seperti; punk, metal, dan hardcore. Musik underground saat itu menjadi wadah bagi para musisi dan penikmatnya untuk mengekspresikan diri dan melawan arus budaya mainstream.
Musik underground Indonesia juga memiliki peran penting dalam gerakan reformasi 1998. Lagu-lagu underground yang kritis dan penuh semangat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang untuk memperjuangkan perubahan dan demokrasi. Musisi underground tak jarang turun ke jalan dan terlibat dalam aksi demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Pengaruh musik underground pada musik Indonesia sangatlah besar. Banyak band dan musisi mainstream yang terinspirasi oleh musik underground, baik dalam segi musik maupun lirik. Hal ini menunjukkan bahwa musik underground memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan mengubah lanskap musik Indonesia.
Beberapa grup atau personil musik dari Indonesia yang bisa dikategorikan sangat terpengaruh oleh underground, di antaranya: Superman Is Dead (SID), Iwa K., Marjinal, Burgerkill, dan masih banyak lagi.
Di Pasuruan, Jawa Timur, terdapat komunitas berbasis kegemaran pada seni bergenre underground yang diinisiasi kalangan gen z bernama DISTRIK 12. Komunitas yang bermarkas di Purwosari ini merupakan sekumpulan pelaku serta pecinta tidak hanya musik, tapi juga seni rupa. Beberapa program yang diagendakan, di antaranya; konser musik underground, sketch jamming, dan bazar.
DISTRIK 12, yang mengawali perjalanannya di industri kreatif dengan musik underground, merambah ke dunia seni rupa karena beberapa anggotanya juga gemar dalam bidang seni rupa. Hal ini disampaikan oleh ketua DISTRIK 12, Insaf Eka Prabancana (Praga), saat membuka acara, "LUSTRATE ini dilaksanakan karena selain bermain musik, teman-teman DISTRIK 12 itu juga berkarya rupa."
Misi yang diemban oleh komunitas yang didirikan pada 2023 ini adalah untuk meningkatkan popularitas dan pemahaman tentang seni bergenre underground kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, menjadi wadah untuk saling belajar dan terhubung. Dengan demikian, komunitas ini turut memperkaya ragam seni dan budaya di Pasuruan.
‘LUSTRATE’ merupakan salah satu program perhelatan seni DISTRIK 12 yang diharapkan akan selalu hadir untuk menciptakan ruang eksplorasi bagi seniman, musisi, dan UMKM lokal di Pasuruan. Pada perhelatan ini lebih menonjolkan pameran seni rupa, khususnya drawing. Selain itu juga ada pertunjukan musik, bazar, workshop, dan bedah buku.
Nama "LUSTRATE" diambil dari bahasa Latin yang merujuk pada tindakan membersihkan atau menyucikan melalui upacara. Dalam pameran ini, LUSTRATE diartikan sebagai perjalanan emosional dan estetika yang menggabungkan elemen kegelapan dengan aspek transformasional para seniman.
Perhelatan LUSTRATE kali ini bertajuk "Modern Dark Art Black and White", menjadi bukti nyata perpaduan eksklusif antara seni rupa modern dan musik underground. Kolaborasi ini bukan sekadar pameran, melainkan simbol perlawanan terhadap norma dan batasan, menghadirkan ruang ekspresi bebas bagi para seniman dan musisi untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka tanpa terikat oleh aturan baku.
Lebih dari itu, gerakan ini membuka peluang baru bagi perkembangan seni dan budaya di Pasuruan, mendorong lahirnya karya-karya inovatif dan kolaborasi antar genre yang tak terduga. Underground bukan lagi sebatas label, tetapi sebuah semangat pemberontakan dan eksplorasi tanpa batas.
Dibuka mulai 17 hingga 24 Februari 2024, pameran ini dapat dinikmati di K-Naya Coffee and Event Space, Bejigeneng, Sumbersuko, Kec. Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur. Berlangsung dari pukul 14.00 hingga 21.00 WIB.
DISTRIK 12 dengan program pamerannya, LUSTRATE, telah memberikan perspektif baru, menyatukan dua bentuk seni yang sebelumnya dianggap terpisah. Membawa perenungan untuk senantiasa berkembang dan mengeksplorasi batas-batas kreativitas dan kebebasan ekspresi di tengah arus konformitas.
Pameran LUSTRATE mengingatkan kita atas kekuatan seni dan musik sebagai agen perubahan, sebagai sarana untuk membangkitkan pertanyaan, dan sebagai wujud perlawanan terhadap norma yang membatasi serta merayakan keberagaman dalam setiap bentuk ekspresi kreatif.
*Kharisma Nanda Zenmira, penulis tinggal di Purwosari