Luncurkan Enam Inovasi, Khofifah Ajak Masyarakat Berobat di Jatim
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat agar tidak perlu lagi jauh-jauh dan merogoh kocek yang dalam untuk berobat ke luar negeri. Hal ini karena RSUD Dr. Soetomo telah memiliki enam program inovasi strategis tahun 2023 untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Enam program tersebut secara langsung diluncurkan Khofifah di Ruang Pertemuan Gedung Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT), RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Rabu 4 Januari 2022.
Enam program itu adalah Soetomo Vendor Management System (Soetomo Vemes), Information Technology (IT) Mandiri, Soetomo Revenue Center, serta Bangun Serah Guna Hostel.
Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menandatangani prasasti Neuro Intensive Care Unit (Neu ICU) dan Soetomo Training Center yang diperuntukkan untuk mengembangkan skill dan expertise klinis maupun manajemen dari seluruh staf dr. Soetomo.
Mantan Mensos RI itu mengatakan, peluncuran layanan unggulan RSUD dr Soetomo adalah upaya membangun top of mind masyarakat bahwa berobat dengan layanan yang baik dan advance cukup di Jawa Timur.
Pasalnya, Jatim melalui RSUD Dr Soetomo ingin menangkap pasar dengan menggaet masyarakat yang masih gemar berobat ke luar negeri dan mensubtitusi dengan berobat di dalam negeri saja.
Terlebih dari data yang sempat termuat di media, setidaknya rata-rata per tahun Rp164 trilliun uang masyarakat Indonesia digunakan untuk berobat ke luar negeri.
"Tadi saya minta Kepala Dinkes Jatim untuk menghitung kalau khusus warga Jatim yang biasa berobat keluar negeri berapa. Itu yang harus menjadi target dari Soetomo setelah melaunching Revenue Center," ujar Khofifah.
Bukan tanpa alasan, Khofifah mengatakan bahwa RSUD Dr. Soetomo telah memiliki banyak sekali kualitas layanan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif yang harus disampaikan kepada publik.
"Inilah pentingnya membangun top of mind masyarakat. Agar mereka percaya dan merasa mendapatkan pelayanan terbaik," imbuhnya.
Lebih jauh, wanita yang juga Ketua PBNU itu memaparkan, Indonesia menjadi kontributor terbesar pada sektor medical tourist. Pasalnya, jumlah pasien yang mencari pengobatan di luar negeri pada 2015 mencapai 600.000 orang, hampir mencapai dua kali lipat dari data pada 2006.
"Tujuan utama mereka untuk Asia Tenggara adalah Malaysia dan Singapore. Padahal kita tahu kalau di Dr Soetomo punya banyak pelayanan dengan standar internasional seperti saraf dan jantung," jelasnya.
Khofifah kemudian menerangkan, berdasarkan hasil riset patientsbeyondbordes.com yang diunggah katadata.co.id tahun 2019 alasan kenapa masyarakat lebih memilih pengobatan luar negeri. Yakni kurangnya mutu pelayanan dan pengawasan kesehatan di Indonesia, kecanggihan obat-obatan, dan problem komunikasi dokter atau tenaga pembantu.
Ada pula perihal reputasi rumah sakit luar negeri yang sudah mendunia, harga yang dikatakan lebih murah, ketepatan diagnosis, kecanggihan teknologi, dan akomodasi luar negeri yang lebih menyenangkan.
"Ini berdasarkan data dari sumber yang cukup kredibel. Makanya kita harus melakukan refleksi, evaluasi dan berinovasi terus menerus. Bisa juga dibantu ahli komunikasi untuk mempromosikan keunggulan Rumah sakit kita agar masyarakat makin mengetahui keunggulan rumah sakit kita," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr. Soetomo dr. Joni mengatakan, Program Inovasi Strategis RSUD dr. Soetomo untuk 2023 merupakan perwujudan dari arahan yang diberikan oleh Gubernur Khofifah.
Di mana, diamanatkan agar pelayanan kesehatan sudah harus berbasis IT mandiri. Sehingga, efisiensi dapat tercapai dalam setiap program yang dicanangkan.
"Ini adalah master plan untuk ke depan. Juga sebagai penerus perjuangan untuk membesarkan Soetomo. Ini tinggal selangkah lagi, sesuai dengan amanat Bu Gubernur bahwa IT harus mandiri," tuturnya.
Advertisement