Luncurkan Elmisil, Ganjar Sebut Sejalan dengan Program Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elmisil) yang digagas oleh BKKBN RI. Sejalan dengan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, salah satu tujuan dari aplikasi ini adalah pencegahan stunting.
Hal itu disampaikan Ganjar, usai menghadiri Peluncuran Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Dalam 3 Bulan Pranikah Sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu Kepada Calon Pengantin, di Pendopo Gede Boyolali, Rabu, 29 Desember 2021.
“BKKBN punya program bagus tiga bulan mereka sebelum menikah diperiksa, wabil khusus calon pengantin putri,” kata Ganjar.
Pemeriksaan dalam program ini mencakup kadar Hemoglobin, lingkar lengan hingga tinggi badan serta kesehatan secara menyeluruh dari calon pengantin (catin) putri.
Sementara untuk catin putra, pemeriksaan melingkupi beberapa aspek kesehatan, salah satu yang jadi fokus adalah kebiasaan merokok.
“Yang merokok ya kalau bisa berhenti merokoknya paling nggak tiga bulan, sehingga nanti pada saat berproses mereka semuanya bulan madu insyaallah bayinya akan sehat,” ujarnya.
Pada acara tersebut Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah pasangan yang sedang ikut dalam program tersebut. Beberapa di antara mereka, akan melangsungkan pernikahan pada tahun 2022.
“Ada juga yang sudah terlanjur, minggu depan sudah mau menikah. Ya nggak papa, tetap kita periksa karena ini baru kita mulai,” ujarnya.
Ganjar menegaskan, dengan program dan aplikasi ini diharapkan pemerintah bisa melakukan lebih banyak intervensi pengendalian stunting. Termasuk, edukasi untuk tidak menikah di usia muda. Ganjar mengatakan, kesiapan mental juga jadi salah satu faktor terjadinya stunting.
“Program dari BKKBN ini menurut saya bagus, kalau itu bisa kita deteksi sejak awal maka insyaallah pengendalian stunting kita akan bagus,” tandasnya.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan angka stunting paling rendah di antara provinsi-provinsi besar di Indonesia.
“Ini berkat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang mestinya dilakukan oleh kami. Maka Jateng sudah menginspirasi BKKBN dan Jateng adalah provinsi besar dengan angka terendah stuntingnya,” tutur Hasto.
Sementara itu, pasangan Sigit dan Ninda yang mengikuti acara tersebut mengaku senang dan dengan adanya program itu. Pasangan asal Boyolali itu, mengaku merasa lebih tenang diperhatikan.
“Senang ya, jadi kita nggak asal menikah. Ya merasa diperhatikan, jadi lebih tenang. Kita jadi persiapan kita untuk menikah lebih siap dari segi mental dan kesiapan diri juga lebih enak,” kata pasangan yang akan menikah pada Januari 2022 itu.