Lumpuh Usai Vaksin, Juru Kunci Makam Bung Karno Bisa Gerak
Tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardhi Waluyo Blitar telah melakukan pemeriksaan mendalam untuk mengetahui ada atau tidaknya kaitan antara suntikan vaksin Covid-19 dengan kelumpuhan yang dialami juru kunci Makam Bung Karno, Nur Rockhim. Direktur Utama RSUD Mardhi Waluyo ,Ramiadji mengatakan, pemeriksaan kondisi Nur Rockhim dilakukan oleh sejumlah ahli.
"Beliau ditangani beberapa dokter konsultan spesialis paru, spesialis penyakit dalam dan spesialis syaraf," ujarnya kepada wartawan.
Ramiadji mengatakan, diagnosis penyakit yang diderita Nur Rockhim sebenarnya sudah ada. Namun, keterkaitan antara kelumpuhan dan suntikan vaksin Covid-19 yang diterima Nur Rockhim belum dapat disimpulkan.
“Butuh terapi untuk menguatkan otot-otot tubuhnya,” ujar Ramiadji.
Terkait diagnosis penyakit yang diderita Nur Rokhim, Ramiadji pun menutup diri. Sebab hal ini menyangkut privasi pasien. Kondisi Nur Rockhim yang membaik pun diizinkan oleh tim dokter untuk pulang ke rumah, pada Kamis 20 Mei lalu.
Menurut Munifatul Khotimah, istri Nur Rockhim, kondisi sang suami sudah mulai membaik dibanding kelumpuhan usai vaksin Covid-19. Kaki Nur Rockhim sudah mulai bisa merasakan sentuhan dan digerakkan sedikit demi sedikit. Meski demikian, Nur Rokhim masih merasakan sakit ketika berusaha menggerakkan kakinya.
“Badannya masih lemas tapi kulitnya ketika dipegang mulai merespon dan bergerak. Kalau kaki sudah bisa sedikit digerakkan tapi mengeluh kesakitan juga,” ujar Munifatul Khotimah.
Selain itu, lanjut Munifatul Khotimah, sang suami sudah bisa merespon ketika diajak ngobrol. “Dia paham apa yang kita omongin, sudah merespon tapi belum bisa bicara,” sambung dia.
Tentang sakit yang diderita suaminya, Munifatul Khotimah pernah dibisikin oleh salah satu dokter yang menangani Nur Rockhim. Dokter menyebutnya penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yaitu penyakit gangguan syaraf yang menyebabkan kelumpuhan.
“Kata salah satu dokter penyakitnya seperti itu (ALS), tapi saya enggak paham juga,” tuturnya polos.
Tentang apa itu penyakit ALS, Munifatul Khotimah disuruh oleh dokter untuk browsing di internet. Setelah browsing terkait tanda tanda penyakit ALS, Munifatul Khotimah justru tidak menemukan gejala yang sama dengan yang diderita sang suami.
Munifatul Khotimah mengulas kembali gejala awal suaminya sebelum lumpuh. Nur Rockhim merasa gatal-gatal pada kulit, kemudian muncul bintik-bintik pada kulit. Selanjutnya, muncul rasa nyeri dan sakit perut, demam, dan nyeri sendi.
Ke depannya, Munifatul Khotimah masih belum bisa memutuskan untuk melanjutkan kontrol penyakit suaminya ke RSUD Mardi Waluyo, mengingat kondisi Nur Rockhim yang belum kuat untuk berjalan dan harus menunggu antrean di rumah sakit.
“Ada jadwal untuk menjalani terapi syaraf non medis,” ujarnya.
KIPI?
Apakah Nur Rockhim mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Ngopibareng.id mencoba menelusuri faktanya dengan browsing Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) nomor 12 tahun 2017, yakni penanganan kejadian KIPI walaupun belum tentu dikarenakan vaksin Covid 19. Kejadian tersebut ditangani pemerintah agar tidak merusak kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19. Di dalamnya juga diatur bagaimana pembiayaan dan sumber pembiayaan pasien bisa dari APBD maupun APBN.
Diberitakan sebelumnya, salah satu juru kunci makam Bung Karno, Nur Rockhim, mengalami kelumpuhan sekitar sembilan hari setelah menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua. Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar itu mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama pada 1 Maret.
Selanjutnya vaksinasi dosis kedua pada 16 Maret. Sebelum mengalami kelumpuhan, Nur Rockhim sempat dua kali dirawat di RSUD Mardhi Waluyo di Jalan Kalimantan, Kota Blitar. Dia dirawat untuk kedua kalinya di rumah sakit itu mulai 21 hingga 29 April.