Lumajang Diguyur Hujan, Banjir Lahar Dingin Semeru Viral
Hujan yang mengguyur Lumajang sejak Senin siang hingga sore menyebabkan banjir lahar dingin meluber di sejumlah daerah aliran sungai (DAS). Video lahar dingin yang membanjiri sungai di Curah Kobokan, Lumajang pun viral.
Banjir Lahar Dingin
Video pendek yang menunjukkan sungai dengan arus deras, viral di media sosial. Terlihat arus sungai berwarna abu-abu kehitaman. Suara di dalam video mengingatkan agar warga di sepanjang aliran sungai di Curah Kobokan agar menjauh dari bantaran sungai. "Ini besar sekali. Saya ingatkan yang di bawah, agar menjauh dari bantaran sungai," kata suara di dalam video tersebut.
Aliran sungai yang deras tersebut adalah lahar dingin yang memenuhi sungai akibat hujan yang mengguyur Lumajang sejak Senin siang hingga sore.
Banjir Lahar Dingin Semeru
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang menyebut terdapat getaran banjir yang terekam di Pos Pantau Gunung Sawur, di Semeru, pada Senin sejak pukul 11.39 WIB hingga pukul 17.50 WIB.
Pengamatan lain, banjir lahar dingin Gunung Semeru, sejauh ini masih melewati jalurnya dan belum meluap ke jalan dan permukiman. Namun debit air mengalami peningkatan yang signifikan.
"Kami mengimbau masyarakat yang berada di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Semeru meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan, sehingga lebih baik menjauh dari bantaran sungai," katanya dikutip dari Antara, Senin 17 Januari 2022.
Ia menjelaskan, petugas dan relawan melakukan pemantauan secara kontinyu terhadap derasnya aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru karena dikhawatirkan meluap ke permukiman warga.
"Debit banjir lahar dingin cukup deras di Besuk Lengkong di Dusun Curahkobokan, sehingga warga yang berada di hilir diminta selalu siaga dan waspada terhadap ancaman banjir tersebut," katanya.
Aktivitas Kegempaan Semeru
Berdasarkan data PPGA Semeru di Gunung Sawur periode Senin pukul 12.00 - 18.00 WIB, aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl secara visual gunung jelas, teramati asap kawah warna putih tebal dengan ketinggian 300 meter.
Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak lima kali, embusan sebanyak empat kali, dan getaran banjir terekam satu kali dengan amplitudo 35 mm selama 2.520 detik.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut statusnya Level III atau Siaga, sehingga masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat letusan).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar) dan mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.