Lumajang Bersalawat, Khofifah: Salawat Rawat Kebhinekaan dan NKRI
Khofifah Indar Parawansa menyatu bersama lautan masyarakat dalam syahdunya Lumajang Bershalawat yang digelar di Stadion Semeru Kabupaten Lumajang, Kamis 15 Agustus 2024 malam.
Dalam acara Lumajang Bersalawat yang digelar oleh Pemkab Lumajang bersama HIPMI Kabupaten Lumajang, puluhan ribu masyarakat dari seluruh penjuru Kabupaten Lumajang diajak larut dalam syahdunya shalawat bersama Majelis Salawat Syubanul Muslimin dan Nurus Solah.
Dalam kesempatan ini, secara khusus Khofifah memberikan tausiah kemerdekaan. Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengatakan, sejatinya salawat adalah salah satu cara merawat kerukunan bangsa, kedamaian bangsa, dan keutuhan NKRI.
“Suatu saat sebelum Afghanistan jatuh ke tangan Taliban, Presiden Ashraf Ghani pernah bertanya pada Presiden Jokowi berapa jumlah suku di Indonesia. Yang kemudian dijawab oleh Presiden Jokowi bahwa jumlah suku di Indonesia ada sebanyak 714 suku,” tuturnya.
Jawaban Presiden Jokowi tersebut membuat Presiden Ashraf Ghani kaget. Dengan jumlah suku sebanyak itu, Presiden Ashraf Ghani terheran bagaimana Indonesia bisa aman damai dan terjaga kerukunannya.
Sementara di Afghanistan yang hanya terdiri dari tujuh suku, sedikit permasalahan saja bisa menyulut perpecahan hingga mendalam bahkan berjepanjangan. Hal itu membuatnya bertanya-tanya apa rahasia Indonesia bisa merawat keutuhan NKRI.
“Ada banyak cara dan banyak elemen yang terus berupaya merawat keutuhan negeri ini. Guru-guru kita, para tokoh agama, mengajarkan dan mengajak kita beragam-ragam shalawat, beragam-ragam dzikir, sejatinya adalah mereka sedang mengajarkan kedamaian,” tegas Khofifah.
Bukan tanpa alasan, hal itu kemudian dijabarkan oleh Khofifah, salawat dan dzikir yang dilantunkan oleh seseorang maka akan mendatangkan ketenangan. Hati yang gelisah, hati yang sedang kalut dan galau ketika diajak dalam syahdunya salawat dan dzikir maka akan berubah menjadi tenang dan mendatangkan pikiran yang jernih. Tidak hanya itu, lantunan shalawat juga mendatangkan berkah dari Allah SWT.
“Maka ketenangan ini yang merawat bangsa ini. Bahwa shalawat juga lantunan dzikir yang merawat kebhinekaan kita, merawat NKRI kita. Shalawat juga menjadi cara kita mencintai bangsa Indonesia,” tegas Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.
Secara khusus Khofifah menyampaikan terima kasih dan apresiasinya pada Pemkab Lumajang khususnya Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni bersama HIPMI Lumajang yang berinisiatif menggelar majelis Lumajang Bershalawat dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-79.
Ditegaskan Khofifah, majelis yang melantunkan salawat ini akan melangitkan doa-doa masyarakat Lumajang, sehingga Allah SWT akan menurunkan keberkahan, kedamaian dan juga kemaslahatan bagi seluruh masyarakat Lumajang, juga untuk masyarakat Jawa Timur dan untuk bangsa Indonesia.
“Semoga Allah menjadikan negeri kita baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, sebuah bangsa yang penuh ketentraman dan dilimpahkan keberkahan pada seluruh penduduknya,” ucap mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menerangkan begitu banyak manfaat yang didapat dari memperbanyak shalawat. Bacaan shalawat yang tak putus dilantunkan akan mendatangkan pertolongan dan keberkahan Allah. Shalawat yang tak pernah putus juga menjadi hal yang memurahkan Allah untuk menurunkan rahmat dan rahimnya. Bahkan barang siapa yang rajin bershalawat juga dijanjikan Allah akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad di hari akhir kelak.
“Dari Lumajang Bershalawat ini, insya allah resonansinya akan sampai ke Jawa Timur dan Indonesia. Bahwa Lumajang Bershalawat turut menguatkan nafas nasionalisme kita dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 79,” tegas Khofifah.
Dalam acara Lumajang Bersalawat ini, turut hadir KH As’ad Malik yang turut memberikan tausyiah kemerdekaan pada masyarakat yang hadir. Kegiatan ini juga turut diawali dengan rangkaian santunan anak yatim dan juga rangkaian doa untuk bangsa.