Lulusan SMK Pusat Keunggulan Pendidikan Vokasi Jadi Rebutan
Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) Kemendikbudristek melalui Direktorat Pendidikan vokasi, telah dirasakan manfaatnya. Baik oleh anak didik maupun lembaga pendidikan penyelenggara program unggulan tersebut.
Siswa diperkuat untuk menguasai kompetensi yang selaras dengan industri, sehingga siap kerja. Ia juga dididik menjadi pelaku usaha. Lalu memberi peluang kolaborasi sekolah dan industri untuk memperkuat kompetensi talenta-talenta muda dalam pendidikan vokasi agar relevan dengan perkembangan industri. Salah satu lembaga pendidikan vokasi yang telah merasakan manfaat program ini adalah SMKN1 Manado.
Ngobareng.id pertama memasuki SMK unggulan di Jalan Pramuka, Kota Manado ini seakan masuk sebuah hotel yang mewah. Sekolah tertata rapi, indah, dan bersih. Tak terlihat sampah yang tercecer.
Kedatangan tim Direktorat Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek disambut oleh Kepala Sekolah SMKN I Manado, Telly Olivia A. Ticoalu didampingi oleh beberapa tenaga kependidikan.
Sebelum diajak berkeliling ke beberapa ruang program pendidikan, kepala sekolah mengajak tim berbincang di kafe, yang menjadi bagian dari program studi (prodi) pariwisata dan perhotelan.
Telly Olivia menjelaskan, siswa sudah terampil dalam mengimplementasikan teori yang pelajari. Dari cara menerima tamu sampai saat menyajikan hidangan. Semua dilakukan dengan ramah dan senyum, layaknya sebuah hotel berbintang.
"Guru di SMKN I Manado ini sebagian besar perempuan, termasuk kepala sekolah," ujar ketua prodi perhotelan SMKN 1 Manado, Ivana Emelia.
Lulusan SMKN I Manado tidak ada yang menganggur. Sebelum lulus pun sudah ada beberapa hotel dan industri yang menawarkan kerja sama untuk mengembangkan siswa agar lebih mengenal dunia usaha dan industri.
"Harapannya nanti mereka semakin siap memasuki dunia kerja," tandas Ivana Emelia.
Dengan menjadi SMK PK, mereka akhirnya membangun teaching factory (TeFa), edotel, kafe, dan laundry untuk siswa di jurusan perhotelan.
Edotel SMKN 1 Manado dibangun di area sekolah dengan beberapa kamar. Ruang kamar digunakan untuk praktik, seperti membersihkan kamar, mengatur tata ruang, dan lainnya.
Siswa juga diberikan bagaimana melayani tamu untuk membuat makanan dan minuman konsep café, keahlian mencuci, hingga penerimaan tamu hotel. "Memang akhirnya siswa belajar manajemen hotel secara keseluruhan ya," tutur Ivana Emelia.
Pembelajaran terkait perhotelan seluruhnya dibimbing oleh industri perhotelan. Kami memiliki Tefa sebagai basic pembelajaran berbasis industri, yang sudah melakukan MoU dengan 50 DUDI untuk PKL, dan ada juga kelas industri yang bekerja sama khusus dengan Hotel Aryaduta.
Untuk kelas Hotel Aryaduta ini khusus merekrut kelas 10 maka diwawancara standar hotel terpilih 25 orang. Sehingga, siswa mendapatkan pembelajaran riil sesuai dengan industri, capaian ini yang dicari.
Untuk pendalaman siswa kami juga sering untuk praktik langsung ke hotelnya mitra industri. Jadi, memang dari TeFa ini siswa disiapkan betul masuk industri dengan kualitas yang sudah menjanjikan.
"Kami memiliki keyakinan bahwa TeFa memiliki daya ungkit nilai jual peserta didik sehingga lulusan SMK PK menjadi SDM unggul. Mereka pada akhirnya lulus sebagai SDM yang sangat siap untuk bekerja," tutur Ivana Emelia.
Bagi Febrianto Adiko, siswa kelas 1214 perhotelan Aryaduta, SMK PK sangat membantu pembelajaran. "Fasilitas dan cara belajarnya membuat siswa mudah memahami bisa langsung praktik dan ke depannya bisa ditingkatkan program ini. Semua ini bisa terjadi karena kita banyak dibantu pihak sekolah menjalin dengan dunia industri," tuturnya.