‘Lulus’ Karantina, Pemudik Probolinggo Dapat Penghargaan
Untuk menghapus cap buruk (stigma) di masyarakat, para pemudik di Kabupaten Probolinggo yang telah menjalani karantina 14 hari mendapatkan sertifikat dan tofi. Cara unik itu dilakukan Tim Satgas Covid-19 Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
“Di desa kami ada 16 pemudik yang dikarantina di Kampung Hati, 11 di antaranya sudah selesai menjalani karantina 14 hari sehingga berhak mendapatkan sertifikat dan trofi,” ujar Kepala Desa Gading Wetan, Supriyono, Rabu, 6 Mei 2020.
Sehingga di tempat karantina tingkat desa itu, tersisa lima orang pemudik. Mereka masih menjalani karantina 5-6 hari lagi agar “lulus dan mendapat sertifikat dan trofi. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah jika ada pemudik susulan yang juga pulang kampung.
Selama pemudik itu menjalani karantina, kata Supriyono, keluarganya mendapatkan bantuan beras 10 kilogram. “Kami bantu beras 10 kilogram, biar pemudik yang dikarantina tidak memikirkan keluarganya,” katanya.
Supriyono menambahkan, masih ada sebagian warga yang memberikan stigma negatif bagi warga yang telah dikarantina. Padahal setelah dikarantina selama 14 hari untuk pencegahan Covid-19, pemudik sudah aman berbaur dengan keluarganya.
Hal senada diungkapkan Camat Gading, Taufiq Alami. Dikatakan pemberian sertifikat dan trofi kelulusan kepada para pemudik yang dikarantina untuk menyesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
"Dengan bekal sertifikat dan trofi menjadi bukti pemudik tersebut sudah menjalani karantina dan dinyatakan sehat,” kata camat. Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk mengucilkan mereka dari pergaulan di desa.
Bahkan camat menjanjikan, akan memberikan sembako bagi pemudik yang disiplin selama menjalani masa karantina. “Ada bantuan sembako dan juga tambahan anggaran yang diambilkan dari Dana Desa. Itu berlaku bagi pemudik yang disiplin,” katanya.
Para pemudik asal Gading Wetan sebagian besar bekerja di sejumlah daerah seperti, Surabaya, Malang, hingga Bali. Mereka mulai mudik ke Probolinggo dan dikarantina di desanya sejak pertengahan April 2020 lalu.
Salah seorang warga yang “lulus” karantina, MU, mengaku, senang diperlakukan dengan baik selama di tempat karantina. “Saya senang selama menjalani karantina,” ujar pemudik dari Bali itu.