Lukaku Lontarkan Kritik Pedas pada Mantan Rekan Setimnya
Romelu Lukaku mencurahkan isi hatinya dengan mengungkap semua yang ia rasakan selama berada di Manchester United. Ia pun melontarkan kritik pedas pada mantan rekan setimnya, kecuali Paul Pogba dan Alexis Sanchez.
Kecaman banyak pihak terhadapnya karena dinilai tidak sebaik ketika bermain untuk Everton merupakan alasan utama di balik keinginannya hengkang ke klub lain. Upaya Lukaku untuk meninggalkan Old Trafford pun terwujud ketika ia berhasil memaksa MU melepasnya ke Inter Milan dengan mahar sebesar 73 juta poundsterling.
Dalam sebuah wawancara dengan wawancara dengan bintang Los Angeles Lakers NBA Josh Hart di Ligtharted Podcast, Lukaku menjelaskannya secara gamblang apa saja yang membuat hari-harinya suram di MU.
“Mereka harus menemukan seseorang untuk disalahkan. Saya mengangkat tangan, padahal dalam setahun terakhir saya bukanlah satu-satunya yang bermain buruk, ”kata Lukaku.
“Banyak orang bermain buruk, tetapi mereka harus menemukan pelakunya (pemain yang bisa dijadikan tumpuhan kesalahan).”
"Jika mereka ingin menyalahkanku, kamu tahu, lakukan itu, lakukan apa yang harus kamu lakukan.”
Lukaku menyadari apa yang telah ia lalui. Baginya, ini hanya sepak bola. Ia tahu, pada momen tertentu ia harus pergi meninggalkan klub yang telah ia bela, dan berlabuh ke klub lain untuk memulai pekerjaan bersama klub baru.
Namun, menyalahkan dirinya saja karena MU tak tampil dalam performa terbaik baginya omong kosong. Menurutnya, dengan banyak pemain berbakat yang dimiliki MU, klub itu seharusnya bisa melakukan hal yang lebih hebat dibanding semusim lalu.
“Tapi itu bukan hanya bakat, Anda benar-benar harus membangun tim,” ucap Lukaku.
“Banyak orang tidak berpikir saya bisa menjadi bagian dari tim itu. Itu sebabnya saya berpisah dan semua orang akan menang,” ujar Lukaku mengenai keputusannya pergi ke Inter Milan.
"Mereka bisa mendapatkan seseorang yang benar-benar sesuai dengan tuntutan untuk kalian (MU) dan aku bisa melakukan sendiri di tempat lain."
Lukaku merasa, selain dirinya, pemain lain yang dijadikan sasaran kekecewaan di MU adalah Paul Pogba dan Alexis Sanchez, padahal dia menilai ada lebih banyak pemain lain yang perlu meningkatkan permainan mereka.
“Mereka harus menemukan seseorang. Ada Pogba, saya atau Alexis. Kami bertiga (jadi tumpuhan kesalahan) sepanjang waktu,” keluhnya.
“Saya melihatnya dalam banyak hal. Bagi saya, banyak orang berpikir saya tidak boleh menjadi bagian dari sistem itu.”
Lukaku merasakan hal itu, dan mendengar sendiri sejumlah percakapan yang ia tangkap dari sekelilingnya selama di MU. Ia pun ingin tertawa karena ia tahu seburuk apa kondisi di internal timnya saat itu.
“Ketika saya bermain dengan tim nasional, saya bagus. Ada yang salah, apakah saya?
“Saya tidak bermain enam minggu terakhir di liga, sebelum akhir musim dan kemudian saya memiliki tiga minggu sebelum saya pergi dan bermain dengan tim Belgia. Saya berguling dan saya baik-baik saja. Tidak ada yang mengeluh,” tutur Lukaku.