Luhut Geram, Gantungan Baju Saja Impor
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan geram karena Indonesia gemar mengimpor barang-barang dari luar negeri. Bahkan, kegiatan impor sampai hal yang remeh sekali pun seperti gantungan baju.
"Anda bisa bayangkan gantungan baju saja kita masih impor," kata Luhut di hadapan para dosen dari berbagai universitas dalam tayangan virtual Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Sabtu, 24 Oktober 2020.
Luhut minta kepada lembaga kebijakann pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP) untuk menghentikan impor barang yang di Indonesia bisa dibuat oleh UMKM.
"Saya bilang sama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), ngapain itu impor-impor semua. Suruh saja bikin di dalam negeri. Itu kan bukan rocket science. Kenapa enggak bisa?," katanya.
Lanjut Luhut, Indonesia juga selama ini kerap bergantung dengan sumber daya alam selama puluhan tahun. Maka dari itu, pemerintah berupaya mengurangi eksploitasi alam.
"Kekayaan alam kita selalu bergantung selama puluhan tahun, nah kita ggak mau lagi seperti ini. Kita mau menambah value added, menciptakan lapangan kerja, teknologi, kemudian juga pajak dan value added pada kita semua," katanya.
Tak hanya itu, Luhut juga membeberkan bahwa banyak kementerian/lembaga (K/L) saat melakukan belanja justru dimanfaatkan untuk mengimpor barang.
"Jadi kita punya dana Rp200 triliun buat program pembelanjaan seperti ini. Banyak oleh kementerian/lembaga (K/L) hanya impor saja, tidak menggunakan produk dalam negeri. It's take of live. Jadi, kesempatan ini kita lakukan semua," ujarnya.
Luhut menambahkan, pemerintah berupaya dengan beragam cara menekan serta mengurangi aktivitas impor. Itu seperti menggalakkan belanja produk dalam negeri dan mengolah kekayaan alam seperti batu bara agar dikelola di dalam negeri.
"Kita lakukan reformasi untuk membuat Indonesia lebih efisien, menciptakan 2,9 juta lapangan kerja setiap tahun seperti yang dilakukan Pak Presiden kemarin itu," kata Luhut.