Lucunya Kunker! Studi Banding Pelanggaran Etika, Pemukulan di DPR
Mengubah Istilah: dari Studi Banding Jadi Kunker
Siapa berani jamin, para anggota DPR-RI tak pernah menjadwalkan dirinya dalam melakukan pelesiran?
"Ah, bukan pelesir. Kunjungan ke luar negeri."
"Oh, bukan: ini studi banding. Lho, ...tidak ada studi banding. Yang ada, adalah kunjungan kerja".
Semua adalah praktik lucu. Keluuan di antara para anggota wakil rakyat di legislatif. Di geung DPR-RI di Senayan.
Ini yang pernah terjadi di Indonesia. Sepulang dari kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan Arab Saudi, pimpinan DPR mengganti istilah studi banding jadi kunjungan kerja.
Untuk apa DPR menghapus istilah studi banding. Namun tak menghapus kunjungan ke Luar Negeri?
"Ini 'kan namanya DPR 'kan harus menyelesaikan undang-undang. Ya, jadinya dengan penghilangan studi banding ini ya semoga bisa membantu penyusunan target prolegnas, biar kinerja lebih efektif," kata seorang pimpinan DPR RI.
Meski begitu, hanya istilahnya yang dihapus. Karena anggota dewan tetap bisa melawat ke luar negeri jika dibutuhkan.
"Ya, sesuai dengan kinerja bidangnya dalam komisi. Komisi III 'kan bidang hukum, ingin kunjungan ke luar negeri, bila sesuai, ada tujuan ya enggak masalah," ujarnya.
Lalu, Amrin Pembolos, tokoh humor kita memberikan komentar dengan nerocos:
"Dengan hanya menghapus istilah studi banding, sebenarnya DPR tak menghentikan 100 persen kunjungan kerjanya ke luar negeri. Seolah-olah kebijakan ini seolah-olah hanya untuk membuat masyarakat mengira DPR tak lagi kunjungan ke luar negeri.
"Yang jadi pertanyaan besar, kenapa DPR mengambil kebijakan yang 'aneh'? Kalau DPR malu dikritik masyarakat kenapa tidak sekalian stop studi banding?". Begitulah Amrin Pembolos mengomentari fakta-fakta lucu itu.
Nah, ini dia humor sesungguhnya.
1. Studi Banding Pelanggaran Etika
Alkisah anggota DPR-RI yang sedang studi banding soal etika ke Yunani, bertemu dengan pakar etika di negeri para filsuf tersebut. "Bisakah Anda memberitahu kami, salah satu contoh bentuk pelanggaran etika?" tanya anggota DPR-RI.
Jawab pakar Yunani dengan prihatin: "Bapak yang terhormat, kunjungan studi banding Anda ke Yunani ini adalah contoh paling jelas pelanggaran etika anggota parlemen!"
2. Rencana Studi Banding ke Jepang
Pengamat politik Indonesia sedang bingung. Biasanya rakyat sangat keras mengecam studi banding anggota DPR, yang dianggap cuma plesir dengan anggaran dinas. Tetapi, khusus untuk studi banding ke Jepang, kok rakyat justru ramai-ramai mendukung, agar studi banding itu segera dilaksanakan dan hasilnya cepat diaplikasikan pada seluruh anggota parlemen.
Merasa penasaran, pengamat politik itu pun bertanya kepada seorang pedagang asongan, yang mangkal di depan gerbang DPR: "Mengapa Bapak mendukung studi banding anggota DPR ke Jepang?"
"Ohh, itu....," sahut si bapak. "Saya mendukung penuh, sebab anggota DPR itu akan belajar teknik harakiri massal di Jepang. Semoga segera diterapkan untuk seluruh anggota DPR..."
3. Kasus Satpam Melakukan Pemukulan di Gedung DPR
Alkisah, suatu hari ada seorang pria yang ingin menerobos masuk ke gedung DPR.
Oleh Satpam, yang tidak merasa mengenal pria itu, tentu saja dilarang. Tetapi pria itu ngotot. Dia malah marah-marah, mencak-mencak dan menuding-nuding Satpam DPR. Karena kesal dan emosinya tersulut, Satpam memukul pria itu dan lalu meringkusnya, karena takut terjadi kerusuhan.
Selidik punya selidik, ternyata pria yang sempat dipukul itu adalah salah satu anggota DPR yang terhormat.
Kok insiden ini bisa terjadi? Yah, soalnya anggota DPR ini memang tidak pernah ngantor di gedung DPR dan sering membolos, sehingga bahkan Satpam DPR pun tidak mengenalnya...