Lucu, Peserta Pakai Sandal hingga Tunjukkan SIM Saat UTBK Unej
13.826 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) telah menyelesaikan ujian di Universitas Jember, Kamis, 2 Juni 2022. Dari 13.826 itu tercatat ada 1.090 peserta yang tidak hadir saat ujian.
Selama proses pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 di Pusat UTBK Unej sejak tanggal 17 Mei – 02 Juni 2022 memunculkan banyak cerita. Selain cerita soal perjuangan juga ada kejadian-kejadian lucu yang mengundang tawa.
Berikut momen-momen lucu yang terjadi selama pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 di Universitas Jember.
Salah Lokasi Ujian dan Program Studi
Sejak awal panitia UTBK SBMPTN Unej sudah memprediksi banyak peserta yang kebingungan mencari lokasi ujian. Sebab, lokasi ujian tersebar di sejumlah Gedung Universitas Jember dengan luas hampir 100 hektar.
Karena itu, panitia menyiapkan sebuah mobil khusus untuk mengantar peserta yang kebingungan mencari lokasi ujian.
Benar saja, saat ujian hampir dimulai ada beberapa peserta yang harus diantar ke lokasi ujian karena kebingungan. Dari beberapa peserta yang kebingungan itu, ada salah satu peserta yang mengatakan lokasi ujiannya berada di Fakultas Keperawatan.
Sopir mobil mulai ragu, karena hari itu di Fakultas Keperawatan tidak ada jadwal pelaksanaan ujian. Sopir berusaha meyakinkan peserta itu, namun peserta itu masih ngotot bahwa lokasi ujiannya berada di Fakultas Keperawatan.
Karena peserta ngotot akhirnya sopir mengalah dan mengantarkan peserta itu ke Gedung Fakultas Keperawatan. Benar saja, sesampainya di sana lokasi terlihat sepi.
Peserta itu pun akhirnya juga mulai ragu dan menunjukkan kartu ujiannya kepada sopir. Saat dilihat ternyata peserta keliru membaca kartu peserta ujian.
Lokasi ujian peserta itu berada di Fakultas Farmasi. Sementara Keperawatan adalah Program Studi pertama yang dipilih oleh peserta itu. Beruntung saat itu masih ada waktu mengantarkan peserta itu ke Fakultas Farmasi.
“Akhirnya sopir itu sambil tertawa mengantarkan peserta itu ke Fakultas Farmasi,” tutur Rokhmad Hidayanto, Wakil Koordinator bidang Humas Universitas Jember.
Tunjukkan STNK dan SIM
Panitia UTBK SBMPTN 2022 Unej bekerjasama dengan Polres Jember. Hal itu dilakukan untuk membantu mengatur lalu lintas di sepanjang pintu masuk Universitas Jember, di JL Kalimantan.
Polisi lalu lintas dan Satpam Unej berada di pintu masuk Unej. Mereka meminta seluruh peserta menunjukkan kartu peserta ujian,
Setiap orang masuk ditanyakan peserta ujian atau bukan. Jika peserta, maka tangan peserta yang diberi stempel sebelum masuk ke Unej.
Orang bukan peserta ujian yang masuk ke Unej melalui pintu masuk di Jl Kalimantan akan langsung diminta putar balik.
Seluruh peserta ujian saat itu masuk tanpa kendala apapun. Namun, ada momen yang membuat petugas tak bisa menahan tawa. Ada peserta yang langsung menunjukkan STNK dan Surat Izin Mengemudi (SIM) kepada petugas.
“Mungkin dia khawatir kena tilang. Karena yang ikut menjaga di pintu masuk juga melibatkan polisi lalu lintas,” jelas Rohkmad.
Tak Pakai Sepatu
Ada beberapa persyaratan yang harus ditaati oleh peserta dalam berpakaian saat mengikuti UTBK SBMPTN. Salah satunya peserta wajib memakai sepatu.
Namun, dalam pelaksanaan UTBK di Unej ada peserta yang memakai sandal. Saat ditanya peserta itu beralasan terburu-buru sehingga tidak sempat memakai sepatu.
Beruntung peserta memakai sandal itu ternyata diantar oleh temannya yang berpakaian rapi dan memakai sepatu. Merasa kasihan jika sampai peserta itu tidak bisa mengikuti ujian, akhirnya panitia meminta temannya meminjamkan sepatunya kepada peserta itu.
“Dia sampai tak sempat memakai sepatu karena terburu-buru. Akhirnya dia tetap bisa mengikuti ujian setelah diberi pinjaman sepatu oleh teman yang mengantarkannya,” tambah Rokhmad.
Sudah Vaksin Ketiga, Namun Belum Booster
Istilah vaksin booster ternyata belum bisa dipahami oleh semua kalangan. Buktinya, saat pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022 di Unej, ada peserta ujian yang tidak memahami istilah vaksin booster.
Peserta itu khawatir tidak bisa mengikuti ujian karena merasa belum mendapat vaksin booster. Dia menyampaikan kepada panitia bahwa vaksin yang dia dapat bukan booster.
Peserta itu menyampaikan sudah mendapat vaksin ketiga. Namun, jenis vaksin yang diterima bukan booster, tetapi Pfizer.
Atas persoalan itu pihak panitia kemudian memberikan penjelasan bahwa istilah booster bukan jenis vaksin, namun hanya penyebutan untuk vaksin penguat. “Kami jelaskan, baru dia lega dan sadar bisa mengikuti ujian,” pungkas Rokhmad.