Lucu! Kejujuran yang Ternoda, Mengatakan Kebenaran di Pengadilan
Di panggung politik ada banyak kebohongan yang dibungkus "kepentingan masyarakat". Tak heran humor politik pun bermunculan diproduksi, sekadar untuk melakukan kritik yang mendinginkan.
Tapi, di panggung lain, seperti di dunia pengadilan pun terdapat kelucuan yang memungkinkan kita terbahak-bahak merenungkannya.
Coba kita buktikan dengan kisah ini.
Kejujuran yang Ternoda
Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.
Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 10jt rupiah. Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.
Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!
Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku."
Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan. Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.
"Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon, beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?"
"Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Istriku ada di rumah. Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini."
Mengatakan Kejujuran di Pengadilan
Hakim memperingatkan saksi, "Apakah Anda mengerti bahwa anda telah bersumpah untuk mengatakan yang sebenarnya?"
"Ya, saya melakukannya."
"Apakah Anda mengerti apa yang akan terjadi jika anda tidak jujur?"
"Tentu saja," kata saksi, "Pihak saya akan menang."