Lucu, AS Tuduh Zimbabwe dan China Gerakkan Gelombang Protes
Zimbabwe telah memanggil duta besarnya di AS gara-gara atas pernyataan seorang pejabat senior Amerika yang menuduh negara Afrika selatan itu menggerakkan protes besar-besaran di AS yang dipicu kematian George Floyd.
Dalam wawancara hari Minggu dengan ABC, penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien menyebut Zimbabwe dan China sebagai "musuh asing," menggunakan media sosial untuk memicu kerusuhan dan "menabur perselisihan". Kedua negara ini juga dituduh mendorong terjadinya gelombang unjuk rasa yang terjadi di hampir seluruh wiayah di AS.
Juru bicara kementerian luar negeri Zimbabwe, James Manzou, mengatakan duta besar AS untuk Zimbabwe, Brian Nichols , telah dipanggil untuk menjelaskan pernyataan O'Brien.
Seorang pejabat senior Zimbabwe yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh koran Herald milik negara membantah tuduhan O'Brien, dan mengatakan, "Siapa pun yang telah melihat asal-usul peristiwa baru-baru ini, dari kematian tragis Mr Floyd hingga protes berikutnya, akan menyadari bahwa setiap tuduhan keterlibatan Zimbabwe pada tahap apa pun adalah lucu ," katanya seperti dikutip Aljazeera.
Sementara itu, pemerintah China menyebut rasisme sebagai "penyakit kronis masyarakat Amerika Serikat". Pada konferensi pers di Beijing hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengatakan kerusuhan yang meledak di AS sekarang menunjukkan "beratnya masalah rasisme dan kekerasan polisi di AS".
Di Iran, juru bicara kementerian luar negeri Iran Abbas Mousavi mendesak pemerintah dan polisi AS untuk menghentikan kekerasan."Kepada pejabat dan polisi Amerika kami menyerukan hentikan kekerasan terhadap rakyat Anda dan biarkan mereka bernafas," kata Mousavi pada konferensi pers di Teheran, Senin.
Dia juga mengatakan kepada rakyat Amerika Serikat bahwa "dunia berdiri bersama kalianmu". Dia menambahkan bahwa Iran sedih melihat cara bagaimana George Floyd dibunuh oleh polisi AS. (nis)