LSM: Ribuan Orang Bali Kelaparan
Lembaga non pemerintah (NGO) menyebut banyak orang miskin baru, muncul di Bali, akibat dampak pandemi terhadap industri wisata di Bali. Banyak penduduk yang kelaparan, dan tak makan hingga beberapa hari akibat kemiskinan.
"Kami melihat banyak orang lapar dan tak makan beberapa hari, dan tak ada uang untuk membeli makanan. Ribuan orang," kata Sarah Chapman, dari Yayasan Soleman Indonesia, dilansir dari Al Jazeera. Yayasan ini membantu menyuplai makanan pada orang tua, penyandang disabilitas, dan keluarga dengan penyandang disabilitas, yang sebelumnya mendapat bantuan dari saudara yang bekerja di sektor wisata.
Rekannya, Robert Epstein menambahkan jika masalah malnutrisi di Bali telah menjadi masalah lama. "Kami merawat 2.400 orang sebelum pandemi. Tapi sekarang jadi lebih buruk dan sangat mudah terlihat di seluruh Bali," katanya.
Karangasem jadi wilayah yang paling miskin di Bali. Penduduk di wilayah itu mengalami kekeringan dan wilayah itu tak merasakan ledakan industri wisata. Penduduk bertumpu pada apapun tanaman yang bisa tumbuh, dan sebagian menggantungkan kiriman dari saudara yang keluar dari wilayah tersebut untuk bekerja di sektor industri dan souvenir.
Namun, pandemi meluaskan kelaparan di luar wilayah timur. DJ Danton, Manajer Proyek Scholar of Sustenance Foundation Bali, mengatakan jika pandemi telah menciptakan warga miskin dari kelas menengah.
"Kelompok kelas menengah yang sebelumnya punya kerjaan dengan gaji UMK, dan terlihat baik-baik saja karena mereka punya motor dan sepatu baru, ternyata juga bermasalah," katanya.
Dalam kondisi ekstrem, mereka menjumpai kelompok kelas menengah yang tak makan selama dua hari. Kelompok ini tak memiliki skill bertahan hidup seperti masyarakat miskin di Timur, yang mengalami masalah kelaparan selama bertahun-tahun. "Beberapa meminta bantuan makanan dan tak mendapatkannya. Mereka mulai berpikir jika hidup mereka tak layak. Ini membawa ke kondisi kesehatan mental yang serius," lanjutnya.
Namun, juru bicara Provinsi Bali menyangkal temuan tersebut. Mereka menyatakan jika kekerabatan di Bali menjamin satu sama lain untuk saling melindungi.
Diketahui, 60 persen pendapatan domestik bruto Bali bertumpu pada sektor wisata. Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan ekonomi negatif hingga 11 persen pada September lalu.
Rerata pengangguran meningkat 5,6 persen di Agustus, dengan 105 ribu orang kehilangan pekerjaan, menurut Badan Pusat Statistik. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO) jumlah pengangguran bisa lebih tinggi dari angka tersebut. (Alj)
Advertisement