LPEI Siap Bantu Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), atau Indonesia Eximbank, menyatakan siap membiayai pembangunan infrastruktur pariwisata.
Pendanaan ini dilakukan melalui skema penugasan khusus ekspor. Dan dapat dilakukan pada semester I 2018 untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama LPEI Sinthya Roesly saat menyambangi Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Kantor Kementerian Pariwisata.
Sinthya datang didampingi Direktur Pelaksana I Dwi Wahyudi, Direktur Pelaksana Indra Supriyadi, Manager Divisi NIA Nanda Hasriyan dan Kepala Departemen Tito Elvano.
Sementara Menpar Arief Yahya didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Ketua Tim Pokja Pengembangan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah S. Thaib dan Asdep Investasi Pariwisata Henky Manurung.
"Pembiayaan ini dilakukan dengan skema penugasan khusus ekspor. Yaitu untuk membiayai transaksi, atau proyek, termasuk proyek pariwisata yang non bankable tetapi feasible. Contohnya sektor pariwisata di Malaysia. Di sana pariwisata berkembang karena seluruh pihak mendukungnya, terutama lembaga keuangan," ujar Sinthya.
Dijelaskan Sinthya, guna menarik investasi di KEK Mandalika sebesar Rp 45 triliun, dibutuhkan pembangunan infrastruktur dasar senilai Rp 4,5 triliun. Infrastruktur dasar meliputi jalan, jaringan listrik, dan pengolahan air di kawasan pariwisata.
"LPEI akan menjadi pionir dalam pembiayaan sektor jasa pariwisata. Caranya dengan menyiapkan porsi pembiayaan sekitar Rp 1 triliun hingga Rp1,5 triliun. Usulan ini segera diajukan dan targetnya semester I bisa cair," ungkap Sinthya.
KEK Mandalika merupakan proyek pertama pembiayaan ekspor sektor pariwisata LPEI. Pihaknya menilai KEK Mandalika adalah salah satu yang paling siap dikembangkan dalam proyek 10 destinasi Bali Baru. Hal ini ditandai dari upaya menghadirkan investor dan pendanaan infrastruktur. Dia berharap pembiayaan ekspor pariwisata dapat dilakukan melalui sinergi BUMN di bidang pembiayaan.
"Ini adalah komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekspor jasa pariwisata. Sehingga, semua pihak untuk mendukung dan perlu ada sinergi dengan BUMN yang lain," katanya.
Menpar Arief Yahya meminta agar LPEI sejalan dengan instruksi Presiden. Yaitu fokus mengembangkan 4 dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) tahun ini. Tepatnya Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
"Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo sudah memiliki badan pengusahaan yang akan menjadi BLU setelah proses APL kelar, yang fokus untuk pengembangan atraksi dan menarik investasi masuk. Ketertarikan investor di berbagai destinasi prioritas di Indonesia ini sering terkendala dengan urusan infrastruktur sehingga perlu bantuan pendanaan, agar tidak lagi terjadi istilah “Telur atau Ayam” dulu," jelas Menpar Arief Yahya.
Saat ini, KEK Mandalika sudah semakin siap menyambut wisatawan. Kawasan ini kian mudah diakses karena telah dibangun jalan langsung. Jarak tempuh KEK Mandalika kini hanya berjarak 30 menit dari Bandara Internasional Lombok.
KEK Mandalika terbentang luas 1.034 hektare, dari Pantai Kuta, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan. Kawasan ini ditandai dengan berdirinya Monumen Putri Mandalika yang ada di Pantai Seger. Selain pantai-pantai indah nan mempesona, saat mengeksplor alam Mandalika, jangan lewatkan Bukit Merese. Dan jangan lupa pula untuk singgah di Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende khas masyarakat Sasak.
Menpar Arief Yahya menyebut, beroperasinya KEK Mandalika bakal menjadi momentum yang kuat dalam memastikan langkah pariwisata menjadi leading sektor perekonomian nasional.
“Saya semakin yakin, pariwisata Indonesia akan semakin kuat, bahkan bisa menjadi yang terhebat dan terbesar di dunia. Karena ada CEO commitment, atau komitmen Pak Presiden,” ujar Menpar Arief Yahya. (*)
Advertisement