LPB Muhammadiyah: Tak Serakah Ekspolitasi Alam, Kurangi Bencana
Kerusakan alam kian parah, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah, Budi Setiawan ingatkan masyarakat luas supaya tidak serakah dan mengeksploitasi alam berlebihan. Sebab, kerusakan alam linier dengan bencana yang akan ditanggung manusia.
Merujuk informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Budi menyebut pada bulan oktober Indonesia menghadapi dua ancaman bencana alam secara bersama, yakni kebakaran akibat kekeringan, dan banjir. Terkait itu, pihaknya melalui media sosial terus melakukan koordinasi dengan berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Menurutnya, perubahan iklim bukan terjadi begitu saja melainkan ada proses yang menyebabkannya. Di antaranya disebabkan sifat manusia yang serakah dan menginginkan segala dengan mengeksploitasi alam. Ancaman terus mengintai, LPB terus melakukan gerakan baik berupa pencegahan dan penanggulangan ketika terjadi bencana.
“Informasi ini yang kita share ke wilayah-wilayah se Indonesia dari Aceh sampai Papua untuk mempersiapkan diri. Kalau informasinya kemudian hari itu ada peningkatan curah hujan, tentu MDMC harus melakukan persiapan,” ucap Budi pada acara Dialektika TVMU dengan tema “Kerusakan Alam dan Perubahan Iklim”, Senin 25 Oktober 2021.
Budi menjelaskan, kerusakan alam erat kaitannya dengan pola pikir dan perilaku manusia. Ia mencontohkan, misalnya ketika terjadi banjir itu tidak serta merta akibat curah hujan yang tinggi, tapi ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya banjir. Seperti pengundulan hutan, dan ‘semrawutnya’ sistem penataan drainase di lingkungan penduduk.
MDMC Beri Peringatan
Terkait dengan aksi penanggulangan bencana, Budi mengaku bahwa Muhammadiyah tidak memiliki kewenangan lebih. Menurutnya, Muhammadiyah melalui LPB atau MDMC mungkin hanya bisa memberikan peringatan dan penanganan ketika terjadi bencana. Akan tetapi sisi hulu seperti kebijakan perawatan hutan dan lain-lain, Muhammadiyah tidak ada kewenangan.
“Bagaimana kita menolong masyarakat dan lain sebagainya. Tapi kemudian perbaikan (kebijakan) hutan dan lain sebagainya memang kecil kami punya peran di situ,” ungkapnya.
Budi menegaskan, bahwa keserakahan manusia, eksploitasi alam yang berlebihan berbanding lurus dengan bencana alam yang akan terjadi. Ia menyarankan supaya dalam penanganan bencana harus dilakukan secara kolaboriatif, sebab sisi hulu seperti kerusakan hutan yang menyebabkan terjadinya bencana alam acapkali tidak tersentuh oleh kebijakan.