Loyalitas Konstituen Partai Koalisi Dipertanyakan
Loyalitas konstituen partai-partai koalisi pendukung Capres Cawapres di Pilpres April 2019 patut dipertanyakan.
Hasil beberapa lembaga survei menunjukkan ada pengalihan suara dari kader partai koalisi ke Capres Cawapres lain yang tidak didukung partainya.
Lembaga survei Indikator misalnya, merilis hasil survei terkait pemilih dari parpol yang memberikan suara kepada pasangan calon yang bukan diusung partainya (split ticket voting). Hasilnya, pemilih PPP, Berkarya, dan Partai Demokrat (PD) paling banyak yang split voters.
Survei dilakukan pada 16-26 Desember 2018 terhadap 1.220 responden. Populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Merujuk pada hasil lembaga survei Indikator, terlihat adanya kader partai yang 'membangkang', Artinya tidak mendukung Capres Cawapres yang didukung partainya.
Fenomena ini dialami partai koalisi pendukung pasangan Capres Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf maupun paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Hasil survei Indikator menunjukkan ada 31,2 persen konstituen Partai Golkar yang mengalihkan suaranya (split ticket voting) ke pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sedangkan Golkar merupakan partai koalisi pendukung Jokowi - Ma'ruf. Pengalihan suara ini juga dilakukan kader PKB: 27,0 persen, Partai NasDem: 27,8 persen, PPP: 43,2 persen, Partai Hanura: 39,6 persen Partai Perindo: 27,9 persen, PSI: 8,1 persen. Paling rendah PDI Perjuangan : 6,0 persen.
Pengalihan suara atau split ticket voting, juga dialami partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi. Konstituen Partai Gerindra yang mengalihkan suaranya ke Paslon Jokowi - Ma'ruf sebesar 14,1 persen, PKS: 21,1 persen, PAN: 26,0 persen, Partai Demokrat: 40,5 persen, Partai Berkarya: 42,1 persen.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menganggap, fenomena ini merupakan dinamika politik yang terjadi secara alami. Namun Ia optimis konstituen PKB yang 'membangkang' pada waktunya akan kembali ke garis perjuangan PKB, untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
Cak Imin berujar, seluruh struktur partai akan bekerja maksimal untuk memenangkan PKB di Pileg. Karena PKB tidak akan mendapatkan efek (coattail effect) dari pencalonan Ma'ruf Amin sebagai Cawapres. Coattail effect hanya didapatkan dari Capres, bukan Cawapres.
"Jadi coattail effect itu di Capres, bukan di Cawapres. Jadi ya tadi sudah saya katakan bahwa coattail effect Pak Jokowi di PDIP, coattail effectnya Pak Prabowo di Gerindra. Sebetulnya partai yanng lain tidak mendapatkan coattail effect karena coattail effectnya di Capres. Meskipun demikian, ya kita semua commit sesuai dengan koalisi yang ada," kata Ketum PKB di Graha Gus Dur Kantor DPP PKB Jakarta, 24 Januari 2019.
Koordinator Juru bicara paslon Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak secara terpisah berkeyakinan konstituen partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf yang akan mengalihkan suaranya ke paslon Prabowo Sandi semakin besar. "Tanda-tanda itu semakin terang, tapi kami tetap rendah hati," kata Dahnil. (asm)