Lonjakan Harga Jelang Nataru, Banyuwangi Gencarkan Operasi Pasar
Menjelang Natal dan tahun baru, Pemkab Banyuwangi bersama Bulog terus melakukan operasi pasar komoditi pangan. Operasi pasar akan dilakukan hingga akhir tahun 2023 ini.
Langkah Pemerintah Banyuwangi dan Bulog ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebab biasanya pada hari besar keagamaan terjadi lonjakan konsumsi.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, Nanin Oktaviantie, menyatakan, pada hari besar keagamaan, biasanya terjadi lonjakan konsumsi masyarakat. Angkanya cukup besar di atas 50 persen.
“Makanya kita gerojok bahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegasnya, usai membuka Kegiatan Pasar Murah di Terminal Terpadu Pariwisata Banyuwangi, Rabu, 6 Desember 2023.
Nanin, panggilannya, menambahkan, dalam kegiatan itu, jumlah stok yang disiapkan tidak dibatasi. Jika, komoditi yang ada di lokasi operasi pasar habis maka langsung ditambah kembali. Dalam kegiatan pasar murah ini, menurutnya, didukung oleh Bulog Banyuwangi, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, dan Perpadi. Khusus kegiatan kali ini juga didukung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Dijelaskan, komoditi yang dijual pada pasar murah ini produk yang dijual ada ikan kaleng, dan telur. Kemudian dari Bulog ada kebutuhan pokok mulai dari beras, gula, minyak goreng hingga tepung.
Pasar murah ini, menurutnya, dilaksanakan selama dua hari, yakni 6 dan 7 Desember 2023. Animo masyarakat cukup tinggi terhadap pasar murah ini.
“Melihat animo masyarakat cukup tinggi, jadi kalau stok menipis distributornya langsung menambah, karena dekat,” katanya.
Dia menegaskan, beras dan gula menjadi komoditi utama yang dijual pada pasar murah atau operasi pasar yang dilaksanakan Pemkab Banyuwangi bersama Bulog. Sebab dua komoditi ini yang belakangan mengalami lonjakan harga cukup tinggi.
Khusus untuk lonjakan harga beras, menurutnya, sudah terjadi cukup lama. Salah satu pemicunya adalah musim kemarau. Mulai bulan Oktober 2023 lalu, sedikit demi sedikit harga beras mulai naik. Bahkan saat ini harga beras yang premium sudah diatas Rp16 ribu per kg. Informasi dari Dinas Pertanian, salah satu penyebabnya adalah curah hujan yang kurang.
“Sehingga panennya tidak terlalu banyak. Makannya stok di lapangan dengan kebutuhan masyarakat tidak seimbang jadi naiknya tinggi,” tegasnya.
Kondisi ini, menurutnya tidak hanya terjadi di Banyuwangi. Tetapi juga daerah lainnya juga mengalami kondisi seperti itu.
Oleh karena itu, menjelang Nataru ini Pemkab Banyuwangi dengan dukungan Bulog Banyuwangi selama sebulan ke depan akan melakukan operasi pasar di 25 Kecamatan. Agar bahan pokok yang menjadi kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. “Supaya masyarakat gak panik, kita tambahi stok untuk operasi pasar,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Bulog Banyuwangi, Harisun, mengatakan, kegiatan Pasar Murah kali ini adalah program dari Gubernur Jawa Timur. Bulog Banyuwangi, lanjutnya sebagai pendukung untuk menyiapkan komoditinya. Antara lain beras SPHP dengan harga Rp51 ribu per lima kg atau Rp10.200 per kilo, ada gula, minyak goreng dan tepung.
“Berapapun kebutuhan masyarakat akan dipenuhi. Apabila habis dan pasar masih ramai stok akan ditambah kembali,” tegasnya.
Dia menegaskan, kualitas beras SPHP sangat bagus. Menurutnya, beras SPHP yang dijual 100 persen menggunakan beras impor yang kualitasnya premium dengan jumlah beras broken hanya 5 persen. “Itu kalau dijual ke pasaran harganya Rp12.500 per kilogram,” tegasnya lagi.
Bulog bersama Diskopumdag Banyuwangi setiap harinya selalu menggelar operasi pasar. Setidaknya, ada satu atau dua titik kecamatan untuk sasaran operasi pasar setiap harinya. Bahkan dalam satu hari ada yang sampai 3 kali pelaksanaan.
“Per titik minimal 2,5 ton beras tiap harinya. Kalau kurang kita ambil lagi. Rata-rata 2,5 ton itu habis,” terangnya.
Pelaksanaan operasi pasar ini telah memberikan hasil multiefek. Salah satunya, Banyuwangi inflasinya tercatat paling rendah se-Indonesia. Setiap hari, Bulog Banyuwangi juga mensuplai pasar yang dipantau BPS. Sehingga tidak hanya operasi pasar di kecamatan saja.
“Jadi setiap hari ada lima pasar, sekarang tambah 4, jadi ada 9 pasar dengan jumlah 144 pengecer yang ada 9 pasar itu,” pungkasnya.