BPBD Beberkan Penyebab Longsor di Payung Kota Batu
Akses jalan yang menghubungkan dua daerah yaitu Kota Batu-Kediri tutup total akibat longsor. Ruas Jalan Brigjend Moh Hanan yang berada di antara payung satu dan dua, tak bisa dilewati oleh kendaraan baik roda dua maupun empat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan ada dua penyebab terjadinya longsor di ruas jalan tersebut.
"Kalau di daerah payung itu pemicunya (longsor) karena curah hujan tinggi sama getaran kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut," ujarnya pada Sabtu 27 Februari 2021
Maka dari itu untuk mengurangi getaran kendaraan tersebut, BPBD Kota Batu sudah melakukan pengalihan kendaraan terutama untuk kendaraan dengan tonase 14 ton. "Oleh karena itu diambil kebijakan untuk kendaraan tonase di atas 14 ton dilarang lewat dulu selama masa perbaikan selama satu bulan ini," kata Agung.
Pemberlakuan tersebut ujar Agung dimulai sejak 15 Februari 2021, lalu, semenjak terjadinya keretakan jalan yang juga terjadi di ruas Jalan Moh Hanan, Kota Batu. "Jadi kendaraan berat tidak lewat payung. Sepertinya dialihkan ke Songgoriti menuju Mojokerto, jadi muter," ujarnya.
Agung mengatakan pihaknya juga sudah memasang rambu peringatan di kawasan Kandangan, Pendem dan Songgoriti, Kota Batu terkait informasi pelarangan bagi kendaraan dengan berat di atas 14 ton untuk melewati kawasan Payung.
Langkah penanganan yang dilakukan kata Agung yaitu dengan melakukan penambahan kerapatan vegetasi. Kawasan Payung ujarnya rawan longsor akibat kerapatan vegetasi yang berkurang.
"Sudah ditanami sekitar 1.000 tanaman di wilayah Payung, nanti dilanjutkan ke Ngantang dan Kasembon. Dari Perhutani katanya sudah siap bibit pohon yang tinggi satu meter. Jadi tinggal ditancapkan saja," katanya.
Agung melanjutkan dengan terus menambah vegetasi di sepanjang wilayah Payung, Kota Batu, bencana tanah longsor di kawasan tersebut bisa segera ditanggulangi.
"Lereng itu longsor karena kerapatan vegetasi, kalau vegetasi tanaman berkurang air tidak masuk ke tanah itu akan menjadi aliran air permukaan atau round off," ujarnya.
Langkah lainnya kata Agung yaitu pihaknya sudah menyiapkan langkah penanganan berupa pemasangan alat early warning system (EWS). "Kami sudah memasang sistem early warning system peringatan dini, begitu ada tanah bergerak alarmnya akan berbunyi," katanya.
Advertisement