Lomba Masak Ikan Nusantara Geliatkan Wisata Kuliner Lampung
Meriahnya bukan main. Lomba Masak Ikan Nusantara 2018 di Pantai Duta Wisata, Teluk Betung, Bandar Lampung.
Lomba diresmikan Walikota Bandar Lampung Herman HN. Puluhan peserta mendaftar, dan fiks lomba akhirnya diikuti 35 peserta.
Kemeriahan sudah terlihat sejak pagi. Diawali dengan persembahan tarian Pesona Ujung Sumatera. Kemudian secara simbolis Walikota menyerahkan aksesoris memasak kepada chef profesional perwakilan dari Krida Wisata.
Walikota Herman mengatakan, Lomba Masak Ikan Nusantara merupakan program berkelanjutan dari Kantor Staf Kepresidenan yang bertujuan untuk mengampanyekan konsumsi ikan. Selain juga memperkenalkan berbagai masakan jenis ikan nusantara yang menuju kekayaan kuliner Indonesia yang dapat menjadi salah satu daya tarik wisata nusantara maupun mancanegara.
Sementara, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung Dirmansyah mengatakan, kegiatan ini bekerjasama dengan ICA (Indonesia Chef Indonesia). Yang menginisiasi Kantor Staff Kepresiden (KSP) dan Femina Group, serta disupport Kementrian Pariwisata, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Kelautan Perikanan.
"Jadi lomba Masak Ikan Nusantara ini intinya adalah menggerakan masyarakat untuk hidup sehat mengkonsumsi ikan. Kemudian dari kejuaraan ini nanti pemenangnya akan dibawa ke Jakarta, akan dilakukan seleksi final di Istana Negara," jelas Dirmansyah.
Lomba masak ini dibagi dalam dua kategori. Pertama kategori profesional diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari chef profesional baik itu dari cafe, restoran terkenal, katering kemudian dari hotel. Yang kedua kategori umum diikuti oleh 20 peserta yang berasal dari warung kuliner yang juga mencerminkan dari 20 kecamatan yang ada di Bandar Lampung. Jurinya, Darmastuti (Karo Rumah Tangga Istana), Sari Wardi (Primarasa Femina Grup) dan Tirta Pane (Masak TV).
“Untuk peserta Lomba masak nusantara ini tidak ada kriteria khusus hanya ada batasan usia yang ditetapkan oleh panitia pusat," tambahnya
Masakan wajib dalam lomba ini adalah masakan khas dari Lampung yakni Gulai Ikan Taboh. Selain itu kriteria yang dinilai adalah cita rasa, penampilan, kebersihan dan lainnya.
Deputi Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, event utama ini memang Lomba Masak Ikan bertemakan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS). Namun sangat erat kaitannya dengan pengembangan pariwisata.
"Dari sisi pariwisata, bagaimana destinasi wisata terus tumbuh dengan ragam kulinernya. Selain itu tentunya dapat meningkatkan kunjungan wisata di daerah ini," ujar Pitana didampingi Asdep Pemasaran I Regional I, Iyung Masruroh.
Pitana menambahkan, pertumbuhan pariwisata di Bandar Lampung secara umum sangat baik. Karena dalam lima tahun terakhir ini keran investasi yang dibuka luar biasa. Hotel hotel sudah 10 yang terbangun bahkan di tahun 2019 akan tersedia 4000 kamar hotel bertaraf Internasional.
"Jadi Bandar Lampung di tahun akan datang siap menyelenggarakan event bertaraf Internasional," pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, soal kuliner, pemerintah tidak ingin main-main menggarapnya. Potensinya sangat besar. Variannya masuk ke dalam tiga subsektor dalam industri kreatif yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Kuliner ada di posisi nomor satu dengan sumbangan sebesar Rp 209 triliun atau 32,5%. Setelah itu fashion sebesar Rp 182 triliun atau 28,3%, dan kerajinan sebesar Rp 93 triliun atau 14,4%.
"Festival ini sangat menarik karena Indonesia kaya ikan dan Indonesia gudangnya ikan. Ini sekaligus mempopulerkan wisata kuliner di Lampung," kata Menpar Arief Yahya.
Tujuan utamanya untuk mendorong kuliner Nusantara siap tampil di pentas dunia. Tidak boleh kalah dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang sudah lebih dahulu menggunakan rasa makanan sebagai alat promosi dan diplomasi pariwisata.
"Festival Ikan Nusantara mendukung pengembangan Wisata Kuliner Indonesia. Hal yang tinggal dipikirkan adalah bagaimana mengemasnya menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan hanya cultural value," pungkas Menpar Arief Yahya. (*)