Lomba Film Pendek, Upaya Indosat Lindungi Medsos di Tahun Politik
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) turut prihatin dengan kondisi media sosial yang tercemar oleh informasi negatif. Indosat menggandeng Narasi berupaya memperbaiki sosial media di Indonesia melalui festival film pendek Save Our Socmed (SOS).
Rangkaian SOS 2023 kali ini tidak hanya seputar kompetisi film pendek, namun juga berisi talkshow dan sharing session sebagai ajang untuk saling berbagi mengenai produksi film dan juga konten kreatif.
VP-Head of Corporate Social Responsibility Indosat Ooredoo Hutchison, Diah Kusuma Dewi, mengatakan festival film yang digelar Indosat sudah masuk tahun ketiga, sejak tahun 2021. Pada tahun 2021, Indosat mengusung tema cyber bullying. Karena pada saat itu bullying sedang marak di media sosial.
Kemudian pada tahun 2022 lalu, Indosat mengusung tema flexing. Pada saat itu, hampir pengguna media sosial menggunakan media sosial untuk pamer kekayaan.
Pada tahun ketiga, tahun 2023, Indosat mengusung tema cyber hate speech (ujaran kebencian). Tema itu diambil karena tahun ini merupakan tahun politik. Ujaran kebencian mulai marak beredar di media sosial.
Upaya kampanye Save Our Socmed (SOS), Indosat menyambangi kampus. Indosat menyambangi Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember dan Universitas Jember, Rabu, 22 November 2023.
Dalam kunjungannya ke Universitas Jember, Indosat melakukan pemutaran film pendek berjudul FOMO, An Xin (Peace of Mind) dan Bayangan. Dua film pendek tersebut merupakan juara SOS 2022 lalu.
Pada kesempatan itu, Indosat mengajak generasi muda untuk berkolaborasi menyebarkan pesan perdamaian, kesetaraan, dan toleransi. Mereka diajak mengubah dunia serta membangun masyarakat yang lebih inklusif dan peduli dengan sesama dengan dukungan teknologi dan digitalisasi.
“Kita tidak bisa hidup tanpa media sosial. Media sosial sudah seperti rumah kita. Tinggal bagaimana kita mengisinya, apakah rumah kita akan terus-terusan diisi caci maki dan teriak-teriak atau kita berkomitmen menciptakan kolaborasi yang positif,” katanya.
Sebelumnya, Indosat telah mengampanyekan Festival Film Pendek SOS 2023 di beberapa kampus yang tersebar di empat kota, mulai dari Medan, Jember, Pontianak, dan Makassar.
Kegiatan sosialisasi turut dilakukan di enam kota lainnya, yaitu Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Mataram. Mereka juga mengajak anak muda yang ada di kota lainnya tetap bisa mengikuti kompetisinya dengan mengirimkan karya secara online.
Festival Film Pendek SOS 2023 terbagi menjadi dua kategori yang dapat diikuti mahasiswa dan masyarakat umum. Sebagai persyaratan, film harus merupakan karya orisinal, mencerminkan tema anti ujaran kebencian, tidak melanggar hak cipta, dan tidak mengandung unsur kekerasan, pornografi, dan SARA.
Adapun untuk durasi film antara 5 menit sampai 10 menit, dan dapat dikumpulkan hingga 7 Januari 2024. Sementara, pengumuman pemenang dilakukan pada bulan Februari 2024 mendatang
Diharapkan melalui festival film pendek Save Our Socmed (SOS), generasi muda dapat menambahkan konten-konten penawar untuk menetralisasi konten negatif yang bertebaran.
“Kita tidak ada survei khusus mengenai dampak festival film ini, namun melihat animo generasi muda yang sangat tinggi, dapat diartikan bahwa mereka memiliki perasaan yang sama. Mereka juga ingin mengembalikan media sosial ke dalam fungsi positif. Mereka dapat mengajak lebih banyak orang lagi berpikir positif,” pungkasnya.
Sementara Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember Prof. Dr. Sukarno, menyatakan dukungannya terhadap festival film pendek Save Our Socmed (SOS). Sukarno meyakini kombinasi teori serta insight-insight yang bersifat praktikal seperti ini dapat memperkaya persiapan mahasiswa untuk berkarya secara profesional.
“Saya berharap kegiatan hari ini dapat menciptakan dampak positif bagi kemajuan industri kreatif Indonesia,” katanya.