Lolos dari Gempa Palu, Atlet Paralayang Ini Tewas di India
Ng Kok Choong lolos dari maut saat gempa bumi dan tsunami mengguncang Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu. Pria berkewarganegaraan Singapura ini berada di Palu untuk ikut serta dalam kompetisi paralayang.
Ng Kok Choong baru saja meninggalkan Hotel Mercure, tempatnya menginap saat gempa bumi dan tsunami terjadi. Saat itu, pria 53 tahun ini menyelamatkan nyawa seorang ibu dan anaknya yang menjadi korban gempa bumi.
Dikutip dari Channel News Asia, Ng Kok Chong bisa kembali berada di Singapura, usai mengikuti evakuasi militer. Dengan pesawat militer, ia bersama beberapa orang lainnya terbang ke Makassar lalu ke Jakarta. Dari Jakarta, Ng Kok Choong melanjutkan penerbangan ke Singapura. Dia tiba di Singapura pada 30 September 2018, sekitar pukul 12.30 waktu setempat.
Berselang tiga minggu dari kabar gembira tersebut, Ng Kok Choong sudah ditemukan tak bernyawa pada Selasa, 23 Oktober 2018 waktu India, sehari setelah dia dilaporkan hilang. Kabar duka ini ditulis situs Federasi Olahraga Udara Singapura (AFS).
Disebutkan AFS bahwa Ng Kok Choong telah melepaskan paraglider miliknya pada Senin, 22 OKtober 2018 sekitar pukul 11.00 waktu setempat di kawasan Bir-Billing, Himachal Pradesh, India bagian utara.
Dia tidak kembali ke hotelnya dan ditemukan keesokan harinya oleh otoritas India dengan menggunakan sebuah helikopter. Jenazah Ng Kok Choong ditemukan tergeletak di kawasan perbukitan kota Baijnath.
"Ketika tim penyelamat mencapai lokasinya, dia (Ng Kok Choong) sudah meninggal dunia. Penyebab kematiannya baru bisa diungkap usai postmortem," sebut otoritas Baijnath dalam pernyataannya.
Ng Kok Choong berada di India untuk mengikuti Paragliding World Cup yang dimulai 27 Oktober mendatang. "Kami sangat sedih mendengar kabar meninggalnya teman tercinta kami, Ng Kok Choong, sosok dengan jiwa yang indah yang terbang bersama kami bertahun-tahun," tulis AFS dalam situsnya.
"Dia tidak mementingkan diri sendiri, berani dan selalu menghadapi tantangan selanjutnya. Datang dari latar belakang komando saat National Service bertahun-tahun, perilakunya yang selalu bisa melakukan apapun sangat diapresiasi tinggi dan dikagumi rekan-rekannya," imbuh AFS. (yas)
Advertisement