Lokasi Syuting Rumah Nyai Ontosoroh Jadi Museum Bumi Manusia
Film Bumi Manusia baru akan tayang serentak di bioskop Tanah Air, pada Kamis besok, 14 Agustus 2019. Tapi Museum Bumi Manusia telah resmi dibuka di Jogjakarta, sejak selasa kemarin.
Hanung Bramantyo sebagai sutradara film Bumi Manusia dan anak Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer, menandai peresmian museum tersebut lewat proses pemotongan pita.
Di museum tersebut, para pengunjung bisa melihat secara langsung bagaimana lokasi syuting rumah Nyai Ontosoroh dan Annelis Mellema. Letaknya di Studio Alam Gamplong, Kulonprogo, Jogjakarta.
"Di lokasi ini kita melakukan syuting hampir sekira 30 hari, karena ini adalah lokasi utama dan ini kita bangun 1:1 dengan kekuatan yang kokoh sebagai mana bangunan," ujar Hanung Bramantyo.
Dibangunnya set rumah tingkat dengan perbandingan 1:1, rupanya sengaja dilakukan untuk bisa menopang manusia dan juga alat-alat yang dipergunakan untuk syuting.
"Karena ini tidak hanya mengangkut manusia. Tetapi bangunan ini juga harus menopang alat-alat berat seperti kamera, track, lampu, jadi untuk 30-40 orang masih kuat," jelasnya.
Akan tetapi, untuk menjaga bangunan tersebut, Museum Bumi Manusia hanya bisa dimasuki oleh 10 orang pengunjung. Durasi maksimal 30 menit setiap sesinya. Pembatasan ini, agar orang-orang bisa lebih menikmati setiap ruangan dalam museum.
Hanung Bramantyo mengatakan, museum ini tidak untuk kepentingan komersil, namun merupakan arahan langsung dari Astuti Ananta Toer yang ingin lokasi syuting kembali dihidupkan.
"Menggunakan tempat ini kembali lagi, tidak untuk mengomersilkan hanya untuk kepentingan Bu Astuti. Kita minta izin ke Bu Astuti, karena kita melakukan pembersihan ini pun juga atas saran dari Bu Astuti," kata suami artis Zaskia Adya Mecca ini.
Museum ini juga sebagai monumen peringatan untuk orang-orang yang mencintai karya Pramoedya, agar bisa terus mengingat karyanya.
"Saya hidupkan, saya kembalikan lagi menjadi set Bumi Manusia, biar para pecinta Pak Pram terus ingat ini sebagai sebuah monumen," kata Hanung Bramantyo.
Advertisement