Lokasi Penampakan Macan Tutul di Banyuwangi Diduga Habitat Baru
Penampakan macan tutul di kawasan wisata air terjun Telunjuk Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, beberapa kali warga melihat hewan buas tersebut di sekitar kawasan yang masuk wilayah salah satu perkebunan swasta tersebut. Hal ini memungkinkan kawasan tersebut menjadi habitat baru macan tutul.
Kepala Desa Sumberarum, Ali Nurfatoni, menyatakan, macan tutul yang kerap kali menampakkan diri di kawasan perkebunan warga selama ini ternyata tidak mengganggu apalagi menyerang warga. Sebab selama ini warga juga tidak mengusik keberadaan mereka. "Karena warga kami juga tidak pernah mengganggu macan tutul," jelas pria yang pernah menjadi jurnalis ini.
Dia menjelaskan, hari ini, dirinya mendampingi tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa timur melakukan cek lokasi munculnya macan tutul pada malam tahun baru 2023 itu. Tim BKSDA dipimpin Kasi Konservasi Wilayah V Banyuwangi, Purwantono. Pihak pimpinan perkebunan juga ikut melakukan cek lokasi.
Wisata air terjun Telunjuk Raung berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung yang berada di wilayah KPH Banyuwangi Barat. Belum lama ini, di kawasan perkebunan swasta itu dijadikan bumi perkemahan. Sehingga, lahan yang semula ditanami tebu, kini sebagian sudah berubah menjadi tempat wisata di antaranya pemandian, area parkir dan bumi perkemahan.
Hasil pengamatan sementara, menurut Pria yang kerap dipanggil Toni ini, dapat disimpulkan kawasan tersebut berpotensi menjadi habitat macan tutul. Karena sudah banyak warga yang menjumpai hewan liar itu. Hanya saja selama ini warga yang menjumpai tidak pernah merekam atau mendokumentasikannya. "Kebetulan waktu malam tahun baru itu pengelola wisata yang bisa merekamnya," bebernya.
Beberapa waktu lalu, menurutnya, juga dijumpai macan tutul di area lainnya. Seperti di kampung Dani, Dusun Bejong dan Dusun Kampunganyar, Desa Sumberarum. Kesaksian warga, ukuran macan tutul bervariasi ada yang anak-anak ada yang dewasa. “Saat direkam malam tahun baru itu usia masih remaja dan memakan paha sebelah kanan monyet," katanya.
Masih menurut Toni, potensi lokasi itu menjadi habitat macan tutul karena di sana masih banyak binatang lain, seperti monyet. Banyaknya monyet itu bisa menjadi mangsa empuk bagi binatang buas. "Saya sendiri waktu itu menjumpai langsung babi hutan yang masuk area ke lahan tebu," jlentrehnya.
Informasi dari BKSDA, lanjut Toni, indikasi kawasan itu jadi habibat macan tutul di antaranya pada saat ditemukan macan tutul situasi sedang musim hujan. Padahal, biasanya binatang buas mendekati air jika musim kemarau. "Sementara ini, cuaca kerap turun hujan, tapi macan tutul itu berada di dekat sungai," bebernya.
Pemdes Sumberarum, sambungnya, saat ini sudah berkoordinasi dengan BKSDA dan pimpinan perkebunan swasta itu untuk melakukan berbagai tahapan. Di antaranya, memasang kamera trap di beberapa titik strategis. "Kami juga meminta warga semuanya saja, untuk tidak melakukan perburuan atau penangkapan. Karena risikonya sangat tinggi," imbaunya.
Advertisement