Logika Navigasi Kapal Kayu Rohingya Tak Mungkin sampai Indonesia
Kedatangan pengungsi Rohingya dari Myanmar sampai ke Indonesia khususnya Aceh terus membuat publik penasaran karena ada teori konspirasi di baliknya.
Seorang pelaut bernama Rian Potte memaparkan bahwa tidak mungkin pengungsi Rohingya bisa sampai ke Indonesia memakai kapal kayu dengan jumlah penumpang ratusan orang.
Menurut pemilik akun TikTok @rianpotte, yang diunggah ulang akun Instagram @fakta.indo mengungkap, Rohingya bisa sampai ke Tanah Air karena dibawa oleh oknum.
“Rohingya gak mungkin bisa berlayar sampai ke Indonesia, kecuali dibawa oleh orang lain. Satu desain kapal, kapal ini tidak didesain untuk menyeberangi samudera untuk alur-alur jauh," jelasnya.
Menurut Rian Potte, secara navigasi tidak mungkin kapal kayu tersebut bisa sampai ke Indonesia lantaran kapal yang dikendarainya yang terbuat dari besi pun terombang-ambing saat di tengah laut.
"Kapal gua yang besi nyebrangi lautan-lautan, dari India sampai ke Indonesia, itu masih terombang-ambing, apalagi kapal kayu. Ombak setengah meter aja udah kebalik kali kapal itu," lanjutnya lagi.
Selanjutnya, rute dari Myanmar ke Indonesia sudah termasuk open sea atau laut terbuka karena melintasi Samudera Hindia. Ia menilai tidak masuk akal jika kapal kayu dengan banyak orang bisa melintasi ganasnya ombak Samudera Hindia.
"Kecuali kalian dari Kalimantan sampai ke Pulau Jawa, nah itu beda cerita, itu pun kalau bisa selamat dengan kapal yang seperti itu," jelasnya lebih lanjut.
Alasan ketiga adalah bahan bakar kapal, bahan bakar kapal yang dibutuhkan untuk perjalanan jauh tidaklah sedikit. "Berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan, seberapa kuat kapal itu menanggung beratnya," ungkap Rian Potte.
"Bukan berapa jumlahnya ya, tapi berat dari si bahan bakar itu sangat diperhitungkan dalam hitungan navigasi," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti soal bahan makanan yang tidak masuk akal karena masih segar setelah berminggu-minggu di lautan. Sebelumnya sempat beredar berita bahwa pengungsi Rohingya mengaku 15 hari tidak makan, namun ternyata warga Indonesia menemuka ada 200 liter beras di perahu imigran Rohingya.
“Itu tuh bahan makanannya udah pasti basi, soalnya gak mungkin ada kulkas di sana,” tegasnya.
"Secara logika, kalau perjalanan dari Myanmar sampai ke Indonesia, misalnya oke kita let say seminggu atau dua minggu lah misalnya, itu tuh bahan makan udah pasti basi nggak sih," sambung Rian Potte.
"Jadi secara logika navigasi itu nggak mungkin bisa berlayar dengan kapal desain seperti itu, muatan penumpang sebanyak itu bisa sampai ke Indonesia, apalagi melewati Samudera Hindia itu waduh lumayan," tuturnya lagi.