Lockdown Turunkan Emisi Global Selevel Tahun 2006
Pandemi covid-19 menyebabkan banyak negara menerapkan pembatasan sosial dan juga lockdown. Akibatnya, emisi karbon harian merosot tajam hingga 17 persen atau sekitar 17 juta karbon dioksida secara global, selama puncak lockdown pada April 2020, dibandingkan rata-rata harian tahun 2019.
Jurnal Nature Climate Change menyebut jika emisi karbon yang turun drastis itu sampai di level yang sama di tahun 2006 silam.
Emisi transportasi darat disebut menyumbang 45 persen penurunan selama puncak lockdown pada 7 April 2020. Disusul emisi dari industri dan pembangkit listrik menyumbang 43 persen.
Sedangkan, penerbangan hanya menyumbang 3 persen dari emisi global, atau 10 persen dari penurunan emisi selama pandemi. Rata-rata, masing-masing negara mengalami penurunan emisi hingga 26 persen, dikutip dari siaran pers milik Universitas East Anglia (UEA).
Namun, penurunan emisi yang menggembirakan bagi lingkungan itu hanya bersifat sementara tanpa dibarengi dengan perubahan struktural pun infrastruktur pendukung.
"Penurunan ekstrem ini cenderung bersifat sementara, karena tidak mencerminkan perubahan struktural dalam sistem ekonomi, transportasi, atau energi," kata pemimpin analisis dari UEA, Profesor Corinne Le Querre.
Menurutnya, perubahan iklim akan sangat dipengaruhi oleh pemimpin dunia dalam merencanakan respons pasca covid-19.
Menurutnya, peluang untuk memanfaatkan pandemi menjadi awal untuk menurunkan emisi dengan dampak yang lebih panjang sangatlah mungkin. "Misalnya, di kota dan pinggiran, mendukung gerakan jalan kaki dan bersepeda, dan penggunaan sepeda listrik yang jauh lebih murah dan lebih untuk kualitas udara dibanding membangun jalan dan menjaga jarak sosial," katanya.
Sebelumnya, hasil ini didapat dari analisis data di 69 negara yang menerapkan lockdown sekaligus yang bertanggungjawab atas 97 persen emisi karbon dioksida global.
Pihaknya memperkirakan, perubahan emisi total dari pandemi berjumlah 1048 juta ton karbon dioksida (MtCO2) hingga akhir April. Perubahan terbesar disebut berada di China, di mana saat lockdown dimulai penurunan mencapai 242 MtCO2, disusul Amerika Serikat dengan penurunan mencapai 207 MtCO2, Eropa sebanyak 123 MtCO2, dan India sebanyak 98 MtCO2.
Sementara dampak lockdown diprediksi akan membantu menurunkan emisi tahunan di tahun 2020 antara 4 hingga 7 persen dibanding tahun 2019.
Penurunan tahun ini dinilai sebanding dengan jumlah pengurangan emisi tahunan yang dibutuhkan, dari tahun ke tahun selama beberapa dekade, untuk mencapai target iklim sesuai dengan Perjanjian Paris dari PBB.
Advertisement