Lloyd Austin, Menhan AS Pertama Kulit Hitam Pilihan Joe Biden
Lloyd Austin menjadi perhatian dunia. Presiden terpilih Joe Biden telah memilihnya, menjadi kulit hitam pertama sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Joe Biden akan mengumumkan penunjukan Austin pada Jumat 11 Desember 2020.
Lloyd Austin, mempunyai prestasi gemilang. Dia memimpin pasukan Amerika Serikat (AS) ke Baghdad pada 2003. Austin pun jadi bos Pentagon Afrika-Amerika pertama.
Veteran perang di Irak dan Afghanistan ini mengalahkan kandidat kuat mantan wakil menteri pertahanan Michele Flournoy, di tengah tekanan pada Biden untuk mencalonkan lebih banyak minoritas untuk posisi di kabinetnya.
Channel News Asia melaporkan, CNN, Politico, dan New York Times mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui keputusan itu menyebutkan, setelah Biden membuat pilihannya pada Senin 7 Desember lalu.
Austin akan membutuhkan konfirmasi Senat untuk menduduki jabatan itu. Dia juga memerlukan pengabaian khusus dari Senat karena undang-undang mengharuskan perwira militer menunggu tujuh tahun setelah pensiun sebelum menjabat sebagai menteri pertahanan.
Aturan tersebut berakar pada pandangan bahwa hanya warga sipil yang boleh menjabat sebagai menteri pertahanan.
Tapi, pengabaian tersebut telah terjadi dua kali. Terakhir, untuk Jenderal Jim Mattis pada 2017, menteri pertahanan pertama Presiden Donald Trump.
Prestasi Lloyd Austin di ketentaraan
Austin, pensiunan jenderal bintang empat yang kini berusia 67 tahun, menghabiskan empat dekade di ketentaraan, lulus dari Akademi Militer West Point
Dia mengikuti karier dengan berbagai tugas, dari memimpin peleton hingga menjalankan grup logistik dan mengawasi perekrutan, sampai pekerjaan senior Pentagon.
Dihalangi Donald Trump
Sementara itu, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut mencegah tim transisi presiden terpilih Joe Biden bertemu dengan para pejabat di badan intelijen Pentagon pekan ini. Hal itu berpotensi menghambat proses transisi.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Sue Gough membantah ada masalah mencegah atau menghalangi tim transisi Biden. Menurut dia, saat ini koordinasi terus dilakukan untuk wawancara, pengarahan, dan pembaruan yang diminta.
"Jika tidak jelas, perubahan jadwal atau penundaan terjadi karena (tim Biden) tidak menghubungi Departemen Pertahanan sebelum menjadwalkan pertemuan dengan lembaga Departemen Pertahanan," kata Gough, Senin 7 Desember 2020.
Dilaporkan laman CNN, seorang mantan pejabat intelijen senior AS yang akrab dengan diskusi transisi intelijen mengungkapkan, pengarahan telah dilakukan kepada tim transisi Biden tentang militer dan masalah keamanan internasional. Namun, informasi seputar intelijen tidak diberikan.
Awal pekan ini, beredar kabar dari Pentagon bahwa tim transisi Biden tidak akan terlibat dengan badan intelijen pertahanan. Kecuali mereka telah menyampaikan pertanyaan dan mencantumkan nama-nama orang yang ingin berinteraksi.
Setelah itu permintaan tim Biden bakal ditinjau oleh penasihat umum Departemen Pertahanan dan Kash Patel, seorang loyalis Trump yang ditunjuk untuk memimpin transisi di Pentagon.
Seorang pejabat pertahanan AS mengungkapkan tim transisi Biden untuk intelijen telah melakukan koordinasi langsung dengan badan-badan intelijen di Departemen Pertahanan.
Koordinasi dilakukan untuk keperluan wawancara, pengarahan, dan kunjungan lokasi. Menurut pejabat pertahanan tersebut, tim Biden diminta menghubungi Kash Patel untuk semua permintaan wawancara dan kunjungan lokasi.
Advertisement