Liverpool Tim Paling Banyak Dirugikan Kesalahan VAR
Sebuah laporan menyebut Liverpool sebagai klub yang paling menderita karena keputusan VAR yang salah musim ini.
Ketua Premier League, Tony Scholes menginginkan perbaikan pada proses VAR di tengah kekhawatiran tentang frekuensi pemeriksaan selama pertandingan, serta durasi pemeriksaan tersebut. Menurutnya, hal ini berdampak pada pengalaman para penggemar.
Durasi pemeriksaan rata-rata telah meningkat sejak Liverpool mengalami kesalahan VAR terbesar, yakni saat VAR menganulir gol Luis Diaz melawan Tottenham Hotspur pada bulan September.
Dari catatan ESPN, menyatakan bahwa The Reds memiliki nasib terburuk dalam hal kesalahan VAR.
Secara total, ada 20 kesalahan VAR musim ini. Kesalahan-kesalahan tersebut termasuk kesalahan membalikkan badan, wasit yang salah menolak saran VAR, dan keputusan sederhana yang salah. Dari semua kesalahan tersebut, Liverpool dirugikan dari keempat kesalahan di antaranya.
Brighton & Hove Albion dan Wolverhampton Wanderers sama-sama mengalami tiga kesalahan keputusan. Sementara Arsenal mengalami dua kesalahan keputusan. Delapan klub berbeda lainnya merasakan satu panggilan VAR yang salah musim ini.
Tim Paling Diuntungkan
Adapun tim yang paling diuntungkan dari panggilan VAR yang salah adalah Aston Villa. Mereka menduduki puncak tabel dengan tiga kesalahan yang menguntungkan mereka.
Kemudian ada Arsenal, Manchester United, Newcastle United dan Nottingham Forest semuanya mendapat keuntungan dari dua kesalahan VAR.
“Sangat penting bagi ofisial pertandingan untuk menjaga kualitas dan kemajuan para pemain dan pelatih,” kata Scholes. “Perbaikan lebih lanjut selalu diperlukan. Saya tahu dari latar belakang klub saya bahwa satu kesalahan bisa sangat merugikan klub dan bisa sangat merugikan individu.”
“Penting bagi kita semua di liga dan organisasi wasit untuk tetap menyadari hal itu dan perlunya terus berkembang dan berkembang sehingga kita berada di dunia di mana tidak ada kesalahan faktual sama sekali dan kesalahan subjektif diminimalkan."
Scholes menambahkan, bahwa keterbukaan dan integritas harus ada. Hal ini harus terbukti dengan sendirinya dan masyarakat harus memiliki kepercayaan terhadap sistem.
Advertisement