Impian 100 Tahun, Liverpool Juara Dunia Antarklub 2019
Liverpool menjadi juara dunia antar klub setelah mengalahkan Flamengo 1-0 melalui perpanjangan waktu, Minggu, 22 Desember 2019 di Stadion Internasional Khalifa, Qatar.
Kemenangan ini merupakan kemenangan pertama diraih The Red sepanjang 100 tahun sejarah berdirinya klub asal Inggris ini. Gol kemenangan Liverpool dicetak Roberto Firmino pada menit 99.
Dalam pertandingan ini kedua tim bermain hati-hati. Bahkan kedua tim menampilkan performa yang lamban. Tim asuhan Juergen Kloop selalu mendapat tekanan dari Flamengo yang diisi pemain-pemain top dunia seperti Rafinha, Diego, Gabriel Barbosa, dan lain-lain.
Dalam 10 menit pertama Liverpool memang menggebrak dengan melesakkan tiga percobaan tembakan. Masalahnya, Roberto Firmino, Naby Keita, dan Trent Alexander-Arnold kompak melepaskan tembakan yang tak tepat sasaran.
Tembakan-tembakan tidak akurat ini tidak berdiri sendiri. Kedisiplinan pertahanan Flamengo menjadi penyebab Liverpool gagal melesakkan serangan tepat sasaran.
Situasi tersebut benar-benar cuma sementara. Sejak menit 15, justru tim besutan Jorge Jesus inilah yang tampil menggebrak.
Hingga menit 30, Flamengo berhasil membuat empat percobaan. Satu di antaranya, yakni tembakan Bruno Henrique, bahkan berhasil mengarah gawang walau tidak berakhir dengan gol.
Berbeda dengan biasanya, Liverpool tidak punya banyak kesempatan untuk melakukan pressing habis kepada lawan. Kalaupun bisa, tekanan tersebut baru mereka berikan ketika bola sampai ke lini tengah.
Hasilnya terlihat dari catatan penguasaan bola, Liverpool hanya memenangi 36,8 persen penguasaan bola. Liverpool kesulitan lepas dari tekanan Flamengo.
Para pemain bertahan Flamengo lihai dalam menutup ruang-ruang kreasi para pemain depan Liverpool. Akibatnya, pasukan Juergen Klopp urung membuat serangan yang benar-benar mengancam.
Flamengo juga berani meladeni permainan cepat Liverpool. Jika ada kesempatan, mereka menekan balik Liverpool lewat kombinasi Gabriel Barbosa, Giorgian de Arrascaeta, dan Henrique.
Kecerdasan taktik Jesus menjadi pangkal. Andrew Robertson yang biasanya andal dalam menyuplai bola dibuat tak berkutik. Jangan heran jika Sadio Mane tak mampu membuat satu percobaan pun.
Demikian pula dengan Mohamed Salah, ruang gerak Alexander-Arnold juga tertutup sehingga tak mampu mengoper bola ke duet Robertson-Mane.
Selain itu, gelandang tengah Flamengo, Everton Ribeiro, benar-benar efektif menjadi algojo yang memutus build up serangan Liverpool.
Pada menit 75, Juergen Kloop menarik Alex Oxlade-Chamberlain yang memang tidak tampil impresif dengan Adam Lallana. Namun, efeknya memang tidak instan.
Di sepanjang pertandingan ini, setidaknya sampai menit 80, ketiadaan Fabinho terasa betul. Seandainya turun arena, Fabinho bisa diandalkan untuk memutus serangan lawan dengan intersep serta mendistribusikan bola dengan efektif.
Polemik penalti atau tidak penalti muncul di injury time. Persoalannya, Mane terlihat terjatuh di dalam kotak penalti. Liverpool mengharapkan penalti karena yakin Mane dijatuhkan Rafinha di dalam kotak terlarang tersebut.
Akan tetapi, wasit tak mau gegabah. Ia memutuskan untuk meninjau ulang kejadian tersebut dengan VAR. Usai mengamati fragmen tersebut frame by frame, wasit memutuskan tak ada penalti. Haha.
Kedudukan imbang 0-0 yang bertahan hingga injury time beres memaksa laga berlanjut ke babak tambahan.
Klopp sudah sepantasnya bersyukur memiliki gelandang dan kapten seperti Jordan Henderson. Tanpanya, belum tentu Liverpool bisa mencetak gol di extra time.
Gol Liverpool ini diawali dengan serangan balik yang diinisiasi Henderson. Sadar tak mungkin melewati kawalan ketat pertahanan Flamengo, Henderson melesakkan umpan lambung jauh ke arah Mane yang sudah bersiaga di dekat kotak.
Mane langsung mendapat sergapan dua pemain Flamengo. Namun, manuver tersebut rasanya sudah diperkirakan sehingga Mane mampu menjauh dan memutar badannya untuk melepas bola kepada Firmino.
Untuk melepaskan tembakan ke arah gawang juga tidak mulus. Pemain Flamengo cepat merespons dan mengepung. Firmino tak mau gagal lagi. Aksi dribelnya ditutup dengan tembakan mengarah gawang yang kali ini tidak bisa diamankan oleh Diego Alves yang bersiaga di depan gawang Flamengo. Liverpool unggul 1-0.
Klopp memutuskan untuk menurunkan Divock Origi di paruh kedua babak tambahan. Kali ini yang diistirahatkannya adalah Firmino.
Gabriel menjadi ancaman serius bagi Liverpool di waktu-waktu ini. Dua tembakan tepat sasaran dibuatnya usai rehat extra time. Suporter Liverpool pantas bersyukur karena gawang mereka dikawal oleh Alisson Becker. Dua manuver tersebut kandas di hadapan penyelamatannya.
Keputusan Klopp untuk memasukkan Origi tidak ada salahnya. Di pengujung laga, Origi berhasil meringankan tugas Becker dengan ikut membantu pertahanan. Ia melepas sapuan yang merusak serangan Diego.
Peluang emas justru didapat Flamengo di menit 119. Berawal dari crossing Vitinho, manuver ini berhasil diblok oleh penggawa Liverpool.
Aksi defensif itu tak sempurna sehingga malah membuat bola kembali ke kaki Vitinho.
Tak mau kehilangan momentum, Vitinho mengirim umpan kepada Lincoln, Sayangnya, tembakan Lincoln gagal berbuah gol karena bola melambung di atas mistar. Tidak ada lagi gol yang tercipta. Liverpool menutup laga dengan gelar juara Piala Dunia Antarklub 2019.