Literasi Politik Perempuan Bermartabat, Ini Kepedulian Aisyiyah
Ketua PP ‘Aisyiyah, Susilaningsih Kuntowijoyo mengatakan, saat ini isu-isu perempuan dalam kampanye politik seperti tidak ada lagi. Misalnya, soal quota 30 perempuan dalam parlemen, tidak lagi menjadi pembahasan.
"Contoh lain adalah tawaran harga pokok kepada emak-emak apakah itu cukup menjadi isu menarik perempuan? Karena masih ada hal besar lain dari isu perempuan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan hal itu, diskusi yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bertajuk “Media Literasi untuk Politik Perempuan Bermartabat”, belum lama ini, di Grha Suara Muhammadiyah.
Diskusi Publik ini menghadirkan pembicara diantaranya Leonardo C. Epafras (Core Faculty, ICRS Universitas Gadjah Mada), Robby Habiba Abror (Ketua MPI PWM DIY), dan Khusnul Hidayah (Wakil Ketua LPP ‘Aisyiyah).
Sejauh ini, kemunculan diskusi politik yang ada di ruang publik terkhusus media sosial, soal kebenaran informasi masih menjadi masalah serius. Itu terkait kebenaran ataukah disinsformasi.
Sementara itu, Ketua LPP ‘Aisyiyah, Alimatul Qibtiyah dalam sambutannya menegaskan, ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim berkemajuan harus bisa melakukan media literasi khususnya di media sosial agar bisa mengedukasi dan mencerahkan para pemilih. Bukan justru terlibat bersitegang di media sosial karena bersebrangan pilihan politik.
“Selain menghadirkan media iterasi sebagai pencerahan, ‘Aisyiyah harus bisa menyuarakan hak-hak dan kepentingan perempuan dalam politik melalui para caleg-caleg yang ingin berkontestasi dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden,” tuturnya.
Pada bagian lain, Susilaningsih Kuntowijoyo berharap acara diskusi publik LPP ‘Aisyiyah ini mampu menghadirkan perpektif perempuan berkemajuan lewat media literasi.
“Diskusi ini menjadi langkah yang bagus bahwa ‘Aisyiyah tidak alergi politik, apalagi LPP ‘Aisyiyah sudah menerbitkan buku Panduan Pendidikan Politik bagi Perempuan,” ungkapnya.
Dengan adanya forum ini tidak hanya berhenti pada urusan politik dan kampanye saja, tetapi harus menjadi bagian seluruh kehidupan dan langkah-langkah ‘Aisyiyah terus menyerukan dan mengawal perspektif perempuan berkemajuan lewat para legislatif yang terpilih.(adi)
Pada bagian lain, Susilaningsih Kuntowijoyo berharap acara diskusi publik LPP ‘Aisyiyah ini mampu menghadirkan perpektif perempuan berkemajuan lewat media literasi. “Diskusi ini menjadi langkah yang bagus bahwa ‘Aisyiyah tidak alergi politik, apalagi LPP ‘Aisyiyah sudah menerbitkan buku Panduan Pendidikan Politik bagi Perempuan,” ungkapnya.