Tenant di Malang Berkurang, Mal Plaza Batu Rencanakan Rapid Test
Pengelola mal di Malang Raya mengaku mengalami penurunan jumlah tenant akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kini setelah seminggu masa PSBB diganti dengan transisi new normal, pengelola mal menerapkan sejumlah protokol kesehatan untuk meminimalisir risiko penyebaran covid-19 di antara pengunjung sekaligus tenant di dalam mal.
Mall Director Lippo Plaza Batu, Suwanto mengatakan terdapat penurunan tenant mencapai 10 persen di tempatnya. "Penurunan tenant sekitar 10 persen. Masa sewa ada yang jatuh tempo di masa krisis ini dan tidak diperpanjang," katanya pada Senin 8 Juni 2020.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang itu, turunnya mitra pedagang di dalam mal, disebabkan adanya peraturan pemerintah mengenai pembatasan pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas daya tampung mal tersebut.
"Karena kalau pengunjung jarang, otomatis tenant mau dapat uang dari mana, kemungkinan lakunya kan kecil," ungkapnya.
Di Lippo Plaza Batu sendiri, Suwanto mengatakan setidaknya ada 3.500 pengunjung tiap harinya. Sejumlah pengunjung tersebut akan dipantau tiap jam, agar tak melebihi kapasitas sebesar 50 persen dari daya tampung mal. "Kami update terus tiap jam. Kami pantau terus jangan sampai lebih dari kapasitas," katanya.
Suwanto menambahkan, pihaknya juga masih belum bisa memastikan apakah di masa transisi ini, mal di Malang bisa menutupi kerugian yang dialami ketika penutupan selama masa PSBB Malang Raya.
"Kami belum bisa menghitung karena ini baru berjalan seminggu (pembukaan mal). Yang terpenting berjalan dulu. Nanti tiap bulan akan kami evaluasi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan melakuan rapid test secara mandiri terhadap puluhan karyawan tenant di tempatnya. “Jadi sebelum mal dibuka kami sudah membuat kuesioner ke masing-masing karyawan tenant," ujarnya.
Dari kuesioner tersebut, terang Suwanto, pihaknya melakukan tabulasi untuk dilakukan kategorisasi karyawan tenant mana saja yang memenuhi kriteria rapid test.
"Kategorinya, pertama, mereka yang selama mal tutup pernah ke luar kota. Kedua, punya riwayat gejala covid-19. Ketiga, ada anggota keluarga konfirm positif dan daerahnya masuk daerah rawan," terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang.
Untuk alat rapid test sendiri terang Suwanto, pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan Puskesmas setempat. "Secepatnya kami akan lakukan rapid test. Sudah ada 10 sampai 20 orang yang terdata," pungkasnya.