Lipatgandakan Amal Saleh Ibadah Kaum Muslimin, Jalan Strategis
Dalam kehidupan dunia, kaum Muslimin dan umat Islam memiliki dua tugas yang diberikan oleh Allah SWT. Pertama, untuk beribadah kepada-Nya, dan kedua, untuk menjalankan peran sebagai khalifah yang memakmurkan bumi (khalifatullah).
Untuk melaksanakan dua tugas yang melekat tersebut, manusia diberi bekal berupa kesempurnaan jasmani, akal budi, dan panduan atau petunjuk Allah berupa Al-Quran. Meski telah memperoleh bekal-bekal tersebut, manusia tetap niscaya menemukan kesulitan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, kesulitan itulah yang seharusnya diatasi dengan cara melakukan amal jama’i atau kerja sama kolektif. Sederhananya kata Haedar, tugas tersebut akan ringan jika dilakukan lewat organisasi.
“Sebab ketika kita tidak bisa mengelolanya, maka segala potensi itu tidak maslahah bahkan bisa jadi mafsadah,” terangnya dalam tabligh akbar Menyambut Musyda ke-13 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Sukabumi sekaligus tasyakuran pendirian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kadudampit, Sukabumi, Sabtu lalu.
Tantangan dan Kesulitan
Muhammadiyah sendiri kata Haedar didirikan untuk menjawab kesulitan-kesulitan di atas. Di banyak tempat di seluruh Indonesia, para jamaah Muhammadiyah yang hidup sederhana mampu memberdayakan umat, bahkan memiliki aset amal usaha yang megah karena kekuatan kolektivitas.
“Muhammadiyah itu merupakan wadah untuk kita melipatgandakan ibadah kita, untuk melipatgandakan peran kekhalifahan kita, untuk melipatgandakan infak sadaqah jariyah kita, untuk melipatgandakan ilmu dan pendidikan kita, termasuk mendidik anak bahkan lebih jauh lagi melipatgandakan segala kebaikan yang kita miliki yang jika kita lakukan satu dua orang itu pengaruhnya terbatas. Tapi kalau kita lakukan berjamaah itu dampaknya luas,” jelas Haedar.
Kepada warga Persyarikatan di Sukabumi, Jawa Barat, Haedar lalu berpesan untuk menguatkan kebersamaan dan kesolidan organisasi. Kerja berupa amal nyata dan sifat terbuka pada semua kelompok untuk saling bekerja sama dan berfastabiqul khairat juga diminta Haedar untuk diperkokoh.
“Apa yang dilakukan Muhammadiyah adalah bagian dari muamalah duniawiyah kita untuk mencerdaskan, mencerahkan, memajukan kehidupan umat dan masyarakat seluas-luasnya tanpa berpikir siapa dia dan dari golongan apa dia,” kata Haedar.
“Sampaikan bahwa Muhammadiyah itu bukan hanya untuk Muhammadiyah, tapi Muhammadiyah itu untuk umat Islam, Muhammadiyah untuk masyarakat seluas-luasnya, Muhammadiyah untuk bangsa, bahkan Muhammadiyah untuk alam semesta, wa maa arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin,” tutur Haedar Nashir.