Limbah Laut Banyuwangi, DPRD Minta Pengusaha Tambak Miliki IPAL
DPRD Banyuwangi mendorong pengusaha tambak agar memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sebab selama ini mayoritas pengusaha tambak belum memiliki IPAL.
Limbah dari tambak merupakan salah satu yang mencemari laut Banyuwangi dan berakibat berkurangnya ikan. “Keberadaan IPAL ini hukumnya wajib. Untuk tambak yang masih budidaya,” tegas Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi, Irianto, Jumat, 2 Desember 2022.
Dia menjelaskan, pencemaran limbah di laut memang luar biasa. Limbah ini telah merusak berbagai biota laut khususnya yang berada di kawasan perairan daerah pinggiran. Bahkan menurutnya, saat ini untuk mencari ikan, nelayan harus melakukan perjalanan 3-4 jam untuk dapat ikan. Jika tidak mereka tidak akan mendapatkan ikan.
Tidak hanya itu, menurutnya, saat ini, untuk mencari air bersih di kawasan pesisir sudah sangat sulit. Karena hampir semua kawasan pesisir telah tercemar limbah. “Perlu diketahui, kita mencari air yang bersih kalau ditarik satu km dari bibir pantai masih belum bersih itu air, masih tercemar,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.
Dia meminta kesadaran para pengusaha tambak ataupun pabrik yang saat ini belum memiliki IPAL agar segera membuatnya. Dia menyebut, IPAL ini merupakan kewajiban dalam dunia usaha. Karena setiap usaha tidak lepas dari limbah yang dapat menimbulkan pencemaran.
Sejauh ini, khusus untuk tambak baru satu saja yang memiliki IPAL. Yang lainnya, menurutnya, sampai hari belum ada. Padahal, kata Dia, seharusnya IPAL itu sudah ada sejak awal dimulainya usaha tersebut. “Karena, budidaya pembuangan limbahnya juga ke laut,” katanya.
Meski demikian, menurut Irianto, karena biaya pembuatan IPAL ini tidak kecil, Dia mendorong pengusaha melakukannya secara bertahap. Dia berharap para pengusaha yang belum memiliki IPAL sadar diri.
Dia menyebut, yang dilakukan DPRD Banyuwangi saat ini sifatnya persuasif untuk menggugah para pengusaha agar secara bertahap menyediakan IPAL di lokasi usahanya. Karena keberadaan IPAL ini pengaruhnya jangka panjang dan untuk kebaikan bersama.
“Kalau dibiarkan, semua masa bodoh, pada akhirnya terjadi seperti saat ini, terumbu karang hancur. Terutama di daerah Muncar ke utara sampai Banyuwangi,” pungkasnya.
Advertisement