Lima Titik Rawan di Masjid, Ini Pesan Ustadz Taufik Mukti
"Masjid sebagai tempat beribadah tentu akan lebih nyaman apabila terus dijaga kebersihannya," kata Ustadz Taufik Mukti.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya peduli dengan kemakmuran tempat ibadah umat Islam itu. Selain member Penghargaan dan Piala untuk 10 Masjid yang ikut program "Masjidku Surgaku", juga mengadakan ‘Training Masjid Bersih bagi Takmir Masjid”, digelar di aula Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, Selasa-Rabu, 17-18 Juli 2018.
Program ini merupakan gagasan DMI Surabaya didukung Unilever Indonesia, dilakukan dengan menyertakan 300 masjid di Kota Surabaya. Dihadiri sebanyak 300 peserta, dengan pembagian 150 peserta setiap hari.
Selain dihadiri H Arif Afandi, Ketua MDI Kota Surabaya, juga dari drg Ratu Mirah Afifah dari Yayasan Unilever Indonesia. Materi disampaikan Ustadz M Taufik Mukti, H Roni Sya'roni dan Ustadz Misbahul Munir.
Tentang aspek kebersihan masjid, disebutkan Ustadz M Taufik Mukti, untuk menjaga kebersihan masjid merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai umat Islam. Masjid sebagai tempat beribadah tentu akan lebih nyaman apabila terus dijaga kebersihannya.
“Diperlukan kesadaran dari setiap umat Islam sebagai umat untuk terus menjaga kebersihan di masjid. Sama seperti di masjid, kebersihan di rumah pun harus selalu dijaga,” tuturnya.
Faktanya, ia mengingatkan, masih lebih dari 50 persen rumah tangga di Indonesia masih membersihkan lantai dan kamar mandi menggunakan air sisa detergen bekas mencuci pakaian yang dapat menjadi sumber penyebab kuman.
Hal ini sebaiknya dihindari untuk memastikan rumah selalu terjaga bersih dan sehat. Rumah yang bersih akan menjadi tempat yang nyaman untuk beraktivitas bahkan untuk melakukan ibadah setiap hari.
Cara mensucikan lantai dari masjid, dijelaskan Ustadz Taufik, hukum asalnya segala sesuatu adalah suci. Artinya, selain dari yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan Al-Hadits kita tidak mengetahui benda terkenal najis, maka hukum benda itu adalah suci.
"Pada kamar mandi, ketika kurangnya menjaga kebersihan kamar mandi sehingga timbulnya noda kerak, noda sabun, noda jamur dan bau yang tak sedap."
“Suci adalah sesuatu yang tidak terkena najis atau sesuatu yang telah terkena najis tapi najisnya telah disucikan atau dihilangkan,” kata Ustadz Taufik Mukti.
Cara mensucikan tanah yang terkena air kencing atau najis. Jika ada tanah terkena air kencing atau najis sedangkan tanah itu bisa meresap, maka cara mensucikannya cukup disiram dengan air satu timba.
“Cara mensucikan lantai yang tidak meresap yang terkena air kencing atau najis, maka cara mensucikannya ada beberapa cara. Antara lain, jika air kencing atua najis itu ada di tengah-tengah lantai masjid maka air kencing itu diserap dulu dengan kain yang keraing, kemudian kainnya diangkat. Pada saat mengangkat kain jangan sampai ada yang menetes, setelah itu dilap dengan lap basah yang suci minimal tiga kali atau sampai yakin bahwa najisnya telah hilang.”
Titik Rawan
Bila air kencing atau najis itu mengenai lantai bagian pinggir, maka cukup disiram dengan air yang dialirkan mengarah keluar lantai sampai yakin najisnya telah hilang.
Selain itu, juga diingatkan adanya lima titik rawan kotor di masjid. Seperti di kamar mandi, tempat wudhu dan tempat ibadah.
Pada kamar mandi, ketika kurangnya menjaga kebersihan kamar mandi sehingga timbulnya noda kerak, noda sabun, noda jamur dan bau yang tak sedap.
Pada tempat wudhu, karena area wudhu, lantai, becek dan lembab karena tidak dibersihkan atau didkeringkan setiap saat.
Pada tempat ibadah, lantai yang kotor diakibatkan jejak kaki setelah berwudhu, karpet jarang dicuci, dibersihkan, sehingga berbau. (adi)