Lima Roket Meluncur, Target Pangkalan Militer AS di Afghanistan
Lima roket diluncurkan ke arah pangkalan militer Amerika Serikat di Afghanistan, Sabtu 19 Desember 2020 waktu setempat. Sejumlah roket ditembakkan ke arah Pangkalan Udara Bagram pagi itu.
"Laporan awal menunjukkan tak ada korban dan pangkalan udara juga tidak rusak," ujar juru bicara kantor gubernur Provinsi Parwan, Waheeda Shahkar. Shahkar mengatakan roket itu menghantam Pangkalan Udara Bagram sekitar pukul 06.00.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab, namun sebelumnya, kelompok militan ISIS mengklaim sejumlah serangan roket ke arah pangkalan militer itu pada April.
Selama beberapa bulan belakangan, ISIS juga mengklaim sebagai dalang di balik beberapa serangan di Kabul, termasuk tembakan roket ke arah perumahan di ibu kota Afghanistan itu.
ISIS mengklaim setidaknya melakukan dua serangan terpisah di pusat pendidikan di Kabul.
Serangan Menewaskan
Terkait hal itu, sebelumnya kabar mengejutkan datang dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Pasalnya Sabtu 21 November 2020 waktu setempat, kota tersebut mengalami serangan bertubi-tubi, yang menyebabkan 8 orang tewas dan 31 lainnya luka-luka.
Dilansir dari Al Jazeera, Juru bicara kementerian dalam negeri, Tariq Arian mengatakan, ledakan tersebut terjadi akibat ulah teroris yang memasang roket di truk kecil dan meledakkannya.
Ia juga menambahkan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kendaraan itu masuk ke dalam kota tanpa terdeteksi. Bahkan, beberapa warga sempat merekam proyektil yang diluncurkan dan mempostingnya di media sosial. Dari gambar yang beredar di Facebook, terlihat mobil rusak dan lubang di sisi bangunan.
Tetapi menanggapi hal ini, Taliban membantah terlibat dalam serangan ini dan mengatakan tidak menembak membabi buta ke tempat umum.
"Serangan roket di kota Kabul tidak ada hubungannya dengan mujahidin Imarah Islam," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Sementara, Kementerian menjelaskan beberapa ledakan kecil juga dilaporkan Sabtu pagi, termasuk satu ledakan yang menghantam mobil polisi, menewaskan satu polisi dan melukai tiga lainnya. Dalam enam bulan terakhir, Taliban melakukan 53 serangan bunuh diri dan 1.250 pemboman yang menewaskan 1.210 warga sipil dan melukai 2.500 lainnya, kata Arian pekan ini.
Awal bulan ini, beberapa pria bersenjata menyerbu kampus Universitas Kabul dan menewaskan sedikitnya 35 orang, sebagian besar mahasiswa, dan melukai lebih dari 50 lainnya. Serangan itu diklaim oleh ISIS tapi pemerintah Afghanistan mengatakan jaringan Haqqani ultra-kekerasan Taliban yang bertanggung jawab.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat malam bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan bertemu dengan negosiator dari Taliban dan pemerintah Afghanistan di Qatar pada hari Sabtu.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali berjanji untuk mengakhiri "perang selamanya" termasuk di Afghanistan - konflik terpanjang di Amerika Serikat yang dimulai dengan invasi untuk mengusir Taliban setelah serangan 11 September 2001.
Advertisement