Lima Prinsip Menangkal Hoaks dan Infodemi, Pesan Akademisi
Dosen Antropologi Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya mengingatkan, hoaks dan infodemi adalah dua dharurah yang harus kita lawan. Menurutnya, setiap informasi yang kita terima tidak boleh ditelan begitu saja.
“Problem kita (hoaks) terdapat pada Al-Quran yang berbunyi: إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا , bila ada informasi yang masih diragukan maka perlu bagi kita atau kamu sekalian bertabayyun, cross-check, check and recheck. Tidak semua (informasi) ditelan bulat-bulat,” ujarnya Kemal Fasya, dalam keterangan Kamis, 7 Oktober 2021.
Dalam webinar Literasi Pandemi dan Pemulihan Ekonomi kerjasama antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa lalu, ia menyampaikan lima prinsip untuk menangkap hoaks dan infodemi.
Lima Prinsip Lawan Hoaks
Untuk melawan masifnya persebaran hoaks dan infodemi tersebut, lelaki lulusan UIN Sunan Kalijaga itu mengatakan perlu membangun agar tetap awas dengan memperhatikan lima prinsip berikut:
Pertama, bersikap rasional, yakni jangan emosional dalam membaca dan mencerna informasi.
Kedua, detail, yakni periksa struktur kalimat, fakta, data yang digunakan apakah sudah benar atau justru terdapat misinformasi dan disinformasi.
Ketiga, bersikap objektif, jangan sampai karena kesamaan atau perbedaan pandangan membuat kita menjadi subjektif dan mempercayai informasi begitu saja.
Keempat, mempertimbangkan konsekuensi dan risiko, harus perhatikan bahwa read before sharing, caring before sharing.
“Perhatikan peduli sebelum kalian menyebarkan sesuatu. Karena ketika kita sebar (informasi) itu, dan yang kita sebar adalah ibadah namimah (mengadu domba), yang dalam bahasa sekarang disebur hoaks iu sama aja dosanya seperti memakan bangkai saudara kita sendiri. (Kesadaran) itu yang harus dibangun,” jelasnya
Kelima, interdisciplinary, belajar banyak hal-hal yang lain di luar spesial disiplin ilmu kita agar tidak tertipu dan terhindar dari hoaks.