Lima Masa Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) tahun 2024 diperingati umat Islam selama bulan tersebut. Namun, bagi Pemerintah RI terdapat perayaan yang sifatnya nasional dengan ditetapkannya sebagai hari libur. Yakni, tanggal 16 September 2024. Hal itulah tepat 12 Rabiul Awal 1446 Hijriah.
Menyongsong hari bersejarah bagi Umat Islam sedunia ini, berikut kami sajikan penjelasan tentang Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati dan dipahami para alim ulama.
Memang, perayaan Maulid Nabi SAW terdapat perbedaan pandangan di antara umat Islam. Ada kelompok yang tidak membolehkan hal itu, sebagaimana dipropagandakan kaum Wahabi yang menyebut aktivitas tersebut sebagai bid'ah. Benarkah demikian?
Berikut sejarah singkat yang dicatat KH M. Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Naskah asli Kiai Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu ini, berjudul "Tidak Ada Maulid Nabi di Tempat Kelahiran Nabi", Kata Mereka. (Redaksi)
"Tidak Ada Maulid Nabi di Tempat Kelahiran Nabi", Kata Mereka
Statemen seperti ini ringkas sekali tapi dapat menggoyahkan kemantapan para pengamal Maulid. Maka dari itu, jawaban saya tulis panjang karena berkaitan keakuratan sanad, data dan mengumpulkan bahan referensi lebih dari 1 kitab. Bagi anda yang belum punya waktu 10 menit untuk baca secara lengkap sebaiknya buat kopi dulu.
Tulisan saya urutkan dari tahun terdekat hingga ratusan tahun ke belakang.
1. Maulid Nabi di Masa Pendiri NU.
KH Muhammad Hasyim Asyari (1946 M) menulis di salah satu kitabnya:
يُؤْخَذُ مِنْ كَلَامِ الْعُلَمَاءِ الْآتِيْ ذِكْرُهُ أَنَّ الْمَوْلِدَ الَّذِيْ يَسْتَحِبُّهُ الْأَئِمَّةُ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ وَرِوَايَةِ الْأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِيْ حَمْلِهِ وَمَوْلِدِهِ مِنَ الْإِرْهَاصَاتِ وَمَا بَعْدَهُ مِنْ سِيَرِهِ الْمُبَارَكَاتِ ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُمْ طَعَامٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ وَإِنْ زَادُوْا عَلَى ذَلِكَ ضَرْبَ الدُّفُوْفِ مَعَ مُرَاعَاةِ الْأَدَبِ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ
“Dikutip dari pendapat para ulama (yang akan disebutkan nanti), bahwa maulid yang dianjurkan oleh para imam adalah kegiatan berkumpulnya masyarakat, membaca ayat Al-Qur'an, membaca riwayat tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad, peristiwa luar biasa sejak dalam kandungan dan kelahiran Nabi, dan sejarah yang penuh berkah setelah dilahirkan. Kemudian menyajikan beberapa hidangan untuk masyarakat lalu menyantapnya dan selanjutnya mereka bubar. Apabila mereka menambahkan beberapa kegiatan dengan memukul rebana disertai tetap menjaga adab, maka hal itu tidak apa-apa." (At-Tanbihat Al-Wajibat, hal. 5)
2. Maulid Nabi di Masa Guru-guru Ulama Nusantara.
- Syaikh Nawawi al-Bantani (1315 H), Makah
واعلم ان الاعتناء بمولده صلى الله عليه وسلم من أعظم القربات وذلك يحصل باطعام الطعام وقرأة القرأن والقصائد النبوية
Ketahuilah bahwa mengadakan Maulid Nabi termasuk mendekatkan diri kepada Allah, bisa dengan sedekah, mambaca Quran dan kisah-kisah Nabi (Madarij As-Shu’ud, 15)
- Syaikh Dimyathi Syatha (1310 H), Makah
وقد بسط الكلام على ذلك شيخ الاسلام ببلد الله الحرام مولانا وأستاذنا العارف بربه المنان سيدنا أحمد بن زيني دحلان في سيرته النبوية، ولا بأس بإيراده هنا، فأقول: قال رضي الله عنه ومتعنا والمسلمين بحياته. (فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم.
Guru kami Syekh Ahmad Zaini Dahlan (1303 H) menjelaskan secara luas tentang hukum Maulid. Kami sampaikan di sini. Sudah berlaku kebiasaan berdiri saat mendengar kelahiran Nabi. Hal ini dinilai sebagai kebaikan dan dilakukan oleh banyak ulama (Ianah Thalibin, 3/414)
- Syaikh Abdul Hamid Asy-Syarwani (1301 H), Makah
وَقَدْ أَطَالَ فِي إيضَاحِ الِاحْتِجَاجِ لِكَوْنِ الْمَوْلِدِ مَحْمُودًا مُثَابًا عَلَيْهِ بِشَرْطِهِ مَعَ إيضَاحِ الرَّدِّ عَلَى مَنْ خَالَفَ فِي ذَلِكَ بِمَا يَنْبَغِي اسْتِفَادَتُهُ وَجَعَلَ ذَلِكَ كُلَّهُ مُؤَلَّفًا سَمَّاهُ حُسْنُ الْمَقْصِدِ فِي عَمَلِ الْمَوْلِدِ فَجَزَاهُ اللَّهُ تَعَالَى مَا هُوَ أَهْلُهُ
As-Suyuthi menjelaskan dengan Panjang lebar tentang hujjah Maulid sebagai perbuatan baik dan berpahala dengan syaratnya. Serta menulis bantahan bagi ulama yang menolaknya. Semoga Allah memberi balasan yang sesuai baginya (Hawasyi Syarwani, 31/378)
3. Masa Ibnu Dzahirah Al-Makhzumi (985 H)
Ibnu Dzahirah Al-Makhzumi (985 H), ulama sejarawan Makkah:
وجرت العادة بمكة في ليلة الثاني عشر من ربيع الأول في كل عام أن قاضي مكة الشافعي يتهيأ لزيارة هذا المحل الشريف بعد صلاة المغرب في جمع عظيم منهم القضاة الثلاثة وأكثر الأعيان من الفقهاء والفضلاء
Tradisi di Makkah pada 12 Rabiul Awal tiap tahun, Hakim Makah siap-siap ziarah ke tempat lahir Nabi setelah Salat magrib, bersama para ulama, hakim, ahli fikih, orang-orang mulia (Al-Jami’ Al-Lathif, 201)
4. Masa Ibnu Bathuthah [779 H]
Ibnu Bathuthah [779 H], ulama sejarawan dari Maroko:
وباب الكعبة المعظمة ... ويفتح الباب الكريم في كل يوم جمعة بعد الصلاة، ويفتح في يوم مولد النبي صلى الله عليه وسلم
Pintu Ka’bah yang agung. Pintu ini dibuka setiap selesai salat Jumat dan di hari kelahiran Nabi (Rihlah Ibni Bathuthah, 1/60)
5. Masa Ibni Jubair [579 H]
Ibni Jubair [579 H], ulama sejarawan Andalusia:
ومن مشاهدها الكريمة أيضاً مولد النبي، صلى الله عليه وسلم الله عليه وسلم... يفتح هذا الموضع المبارك فيدخله الناس كافة متبركين به في شهر ربيع الأول ويوم الاثنين منه، لأنه كان شهر مولد النبي، صلى الله عليه وسلم الله عليه وسلم، وفي اليوم المذكور ولد،صلى الله عليه وسلم الله عليه وسلم، وتفتح المواضع المقدسة المذكورة كلها. وهو يوم مشهود بمكة دائماً.
Di antara tempat bersejarah adalah tempat lahir Nabi. Tempat ini dibuka pada Rabiul Awal, khususnya hari Senin. Semua orang masuk dan mencari berkah. Ini adalah hari yang disaksikan oleh umat Islam (Rihlah Ibni Jubair, 1/34)
Tulisan dari para ulama hingga tahun 500an Hijriyah sudah dijumpai perayaan Maulid Nabi di Makah, baik Ka'bah terlebih rumah kediaman lahirnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
"Mohon doa agar diberi kesehatan dan keselamatan selama di Pontianak, untuk acara Maulid Nabi, pengajian dan seminar. Bismillah," tulis Ust Ma'ruf Khozin sebelum melakukan perjalanan dakwahnya.