5 Konsep Masjid Tangguh Semeru dari DMI Surabaya
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya, perkenalkan lima konsep Masjid Tangguh Semeru di Masjid Rahmat, Jalan Kembang Kuning, pada Jumat, 9 Juli 2020. Ketua Gerakan Masjid Tangguh Semeru, Jamil mengatakan, lima konsep tersebut diperkenalkan agar para jamaah bisa beribadah di masjid dengan nyaman seperti semula.
“Nanti DMI Surabaya, kerja sama dengan Polrestabes, itu nanti berfungsi untuk memberi penyuluhan kepada masjid-masjid. Karena kita harus mulai dari masjid yang terkecil untuk memutus rantai penyebaran (covid-19),” kata Jamil, kepada Ngopibareng.id.
Konsep pertama, Wani Bersih, yakni agar para takmir masjid selalu senantiasa menjaga kebersihan diseluruh area. Seperti di tempat melangsungkan salat berjemaah, hingga tempat berwudhu.
“Yang pertama Wani Bersih, mulai dari protokol kesehatan untuk salat berjemaah, jadi mulai tempat wudhu, penyemprotan desinfektan, kemudian menyediakan cuci tangan, sebelum masuk masjid,” jelas Jamil.
Kedua, Wani Aman, yaitu imbauan untuk menerapkan protokol kesehatan social distancing/physical distancing selama melakukan salat. Cara ini dengan menjaga jumlah jemaah di dalam masjid dan mengatur jarak.
“Kemudian Wani Aman, itu menjaga kestabilan di dalam masjid maupun di luar masjid, supaya masyarakaat tentram aman, jemaah (saat salat) yah jaga jarak, seperti itu,” ungkap Jamil.
Selanjutnya, Wani Peduli, sebagai bentuk kebersamaan antar jemaah di saat susah di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Jamil mencontohkan, jika ada warga yang ingin memberi tetangganya bisa diletakkan digerbang masjid.
“Kami punya program 'Centelan'. Jadi kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat, itu bisa diambil di centelan itu,” kata dia.
“Sedekah centelan, misalnya ada tahu, tempe, ada sop lengkap sama bumbunya tinggal masak, lah sekarang kan banyak masyarakat terkena dampak pandemi itu, yang peduli mau kasih tidak perlu mahal, dari jemaah untuk jemaah,” imbuhnya.
Terakhir, Wani Nasehati, menurut Jamil, konsep ini diperuntukkan bagi takmir masjid dan warga yang melihat jemaah yang tidak memakai masker atau dalam kondisi sakit, harus diingatkan untuk salat saja di rumah sendiri.
“Wani Nasehati, jadi ngandani (memberitahu) para jamaah yang tidak menggunakan masker, harus membawa masker. Terus misalkan sakit batuk diberi tahu supaya sholat di rumah saja,” kata Jamil.
Konsep tersebut rencananya, lanjut Jamil, akan diawali dengan lima masjid yang tersebar diseluruh Surabaya. Kemudian, akan ditiru oleh masjid kecil yang ada di wilayah yang dekat dengan penduduk.
“Nanti ada lima masjid percontohan, mewakili wilayah masing-masing, seperti Masjid Nurul Fattah di Jalan Demak, mewakili Surabaya Utara. Lalu Al-Hikmah Kebon Sari, mewakili Surabaya Selatan,” ungkap Jamil.
“Kemudian Surabaya Timur ada Masjid KH Ahmad Dahlan Kedung Tarukan Baru. Kemudian yang Surabaya Barat Masjid Baitus Sholah Kandangan, dan dipusatkan di Masjid Rahmat,” tutupnya.