Lima Kisah Sukses Beristeri Empat dan Kelucuan Pelaku Polig4mi
Orang-orang yang berpoligami ternyata menyimpan kisah-kisah unik dan, tentu saja, menyimpan kelucuan-kelucuan. Di masyarakat tampak gagah tapi di mata istrinya berbeda, lho!
Apalagi, di masa-masa sulit seperti hari-hari di puncak pandemi Covid-19 saat ini, PPKM Darurat masih diperpanjang..., kisah-kisah lucu perlu kita konsumsi dengan bahagia. Ah, ada baiknya kita nikmati kisah-kisah kelucuan para lelaki sukses berpolig4mi itu.
1. Kisah Orang Merasa Sukses Beristri Empat
Amrin memang sukses di mata masyarakat. Di samping dikenal luas, ia pun sukses di mata masyarakat karena beristri empat. Istri-istri mereka pun giat bekerja dan terpandang pula.
Istri pertama pedang batik, setiap aktif berjualan dan makin laris saja.
Intri kedua, seorang guru SMA yang kerap menjadi idola para siswanya. Tapi, ia tetap setiap sebagai istri yang dimadu.
Istri ketiga, seorang wakil rakyat. Ia sibuk melakukan kunjungan, menerima aspirasi dan memperhatikan penuh konstituen pendukungnya.
Istri keempat, seorang bakul jamu. Bukan bakul jamu keliling, tapi ia menyiapkan para penjual jamu keliling dengan ramuan-ramuan yang dibutuhkan masyarakat konsumennya. Ada jamu beras kencur, jamu sehat dan jamu kuat.
Sang lelaki pun merasa bahagia dengan aktivitas istri-istrinya yang selalu sibuk seharian itu. Ia sendiri bertugas memijat istri-istrinya bergantian.
2. Kisah Lucu Tak Berani Poligami
Alkisah ada dua orang lelaki, yang satu poligami, yang satunya lagi tipe lelaki monogami, alias yang setia pada satu istri. Setelah mereka meninggal, ternyata lelaki yang poligami masuk surga, sedangkan yang monogami masuk neraka.
(Lelaki yang masuk neraka protes).
Lelaki : “Ya Tuhan, ini keputusan yang tidak adil. Aku setia pada istriku, memperlakukan dengan baik, tapi masuk neraka. Dia yang mengkhianati istrinya malah masuk Surga.”
Malaikat utusan Tuhan: “Ini bukan soal perilaku, tapi ini soal yang lebih fundamental, yaitu soal ketaatan.”
Lelaki: “Apa maksud Engkau, Yaa Tuhan? Padahal, sepanjang hidup aku Ta’at padaMu.”
Malaikat: “Begini, yang berpoligami itu, dia Taat padaTuanKu sepenuhnya. 100% utuh. Tak ada yang dia takuti selain TuhanKu.”
Lelaki: “Aku pun demikian, Yaa Tuhan.”
Malaikat: “Ah, tidak. Kau lebih takut pada istrimu! Nyatanya kamu tidak berani poligami.”
3. Yang Lucu Poligami, Jawabannya Monoton
Sehabis ulangan Bahasa Indonesia seorang anak SD kelas 4 pulang ke rumah.
Anak: “Bu, tadi kayanya aku ulangan Bahasa Indonesia betul semua, deh. Tapi ada yang meragukan sih jawabnya, Bu.”
Ibu: “Apa tuh sayang?”
Anak: “Kalau seorang laki-laki memiliki istri lebih dari satu apa namanya, Bu?”
Ibu: “Poligami, Nak.”
Anak: “Asyik betul! Kalau perempuan yang punya suami lebih dari satu?”
Ibu: “Itu Poliandri, Nak.”
Anak: “Hore betul lagi! Iya nih kayanya betul semua. Eh terus kalau laki-laki cuma punya satu istri apa namanya?”
Ibu: “Monogami dong sayang!”
Anak: “Ya salah, deh! Kata Ayah jawabannya Monoton.”
Ibu: “Mana bapakmu!”
4. Cerita Lucu Main Poligami Aja
Setelah beraktivitas seharian dari tempat kerja mereka masing-masing, Pak Bagong dan Ibu Bagong pulang kerumah dengan keadaan lelah. Mereka duduk di bangku ruang tamu ketika makan malam sedang disiapkan oleh pembantu mereka. Tak lama setelah itu, mereka mandi dan membersihkan diri lalu pergi keruang makan. Ketika makan malam bersama keduanya tidak bicara sedikitpun karena sama-sama lelah, hinga pada suatu waktu, sang suami memulai pembicaraan.
Pak Bagong: “Rumah kita sepi banget ya, Bu.”
Ibu Bagong: “Iya, sepi.”
Pak Bagong: “Setelah makan malam, bagaimana kalau kita bermain permainan poli?”
Ibu Bagong: “Bapak ini gimana sih, masa malam-malam kaya gini main bola voli.”
Pak Bagong: “Ih Ibu, maksud Bapak bukan main bola voli.”
Ibu Bagong: “Terus apa dong?”
Pak Bagong: “Maksud Bapak, abis ini kita main poligami aja, gimana?”
(Sendok nasi pun melayang ke arah wajah Pak Bagong).
5. Kisah Lucu Poligami: Bukan Suami Saya
Ustadzah: “Saya tak pernah menolak hukum Poligami!”
Jamaah Pria: (Terdegar suara ribut) “Wah. Hebat nih!”
Ustadzah: “Saya juga tidak pernah melarang para suami menambah istri lagi!”
Jamaah Pria: (Makin ribut) “Wah. Benar-benar ahli surga!”
Ustadzah: “Yang penting!”
Jamaah Pria: “Yang penting apaan Bu? Yang penting adil ya Bu ustadzah!”
Ustadzah: “Bukan!”
Jamaah Pria: “Terus, yang penting apa bu Ustadzah?”
Ustadzah: “Yang penting bukan suami saya!”
Jamaah Pria: &%$#@ (Sepi, sunyi).
Advertisement