Lima Humor Gus Dur yang Tak Lapuk Karena Ngakak!
KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Indonesia, menjadi ingatan kolektif masyarakat dengan humor-humornya. Tentu, selain tonggak pemikirannya yang terekam dalam karya bukunya.
Gus Dur memiliki banyak koleksi humor. Tak hanya untuk lucu-lucuan, banyak juga humor Gus Dur yang bernada mengkritik.
Berikut lima humor Gus Dur yang bikin senyum, yang tak lekang oleh waktu:
1. Menristek Dikalahkan Orang Madura
Menteri Riset dan Teknologi atau Menristek yang kini dikenal dengan Menristek/BRIN, tak luput dari bahan lelucon Gus Dur seperti ditulis dalam buku Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman karya Marwini.
Humor disampaikan Gus Dur pada AS Hikam yang saat itu kebingungan menjabat sebagai Menristek periode 1999-2001.
"Sudah pernah dengar Menegristek dikalahkan orang Madura?" tanya Gus Dur kepada AS Hikam.
"Belum Gus," jawab AS Hikam. Dia pun bertanya kepada Gus Dur tentang cerita tersebut.
Gus Dur kemudian bercerita, Menristek pernah datang ke sebuah pondok pesantren di Bangkalan Madura, Jawa Timur. Menristek saat itu dikatakan bangga dengan prestasi Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri. Bukan tidak mungkin pesawat bisa mendarat di bulan.
"Apakah saudara-saudara tidak bangga dengan prestasi anak bangsa sendiri," tanya Menristek kepada para santri dan warga.
Namun, para santri dan warga tak menjawab. Mereka diam saja. Menristek pun heran dan mengulangi pertanyaannya. Lagi-lagi tak ada yang menjawab.
Saat pertanyaan diulang untuk ketiga kalinya, seorang santri berbadan kurus mengangkat tangan dan menjawab, "Kalau saya sama sekali ndak bangga Pak."
Menristek pun terkejut. "Sebab 'kan sudah ada yang bisa bikin pesawat ke bulan. Saya bangga kalau Bapak bisa buat pesawat yang ke matahari," sambung santri tersebut seolah tahu keterkejutan Menegristek.
Pak Menteri tersebut, cerita Gus Dur, dengan cerdas kemudian menjelaskan bahwa panas matahari berjuta-juta derajat. Tak ada logam yang kuat digunakan pesawat untuk mendarat. Jangankan mendarat, mendekat sekian juta kilometer pun besi itu akan meleleh.
"Kalau cuma itu masalahnya gampang Pak. Kalau takut pesawatnya meleleh karena panas, kan bisa berangkatnya habis Magrib tak iye. Kan sudah dak panas lagi," jawab santri tersebut seperti diceritakan Gus Dur kepada AS Hikam.
2. Hal Ihwal Salam yang Direaksi Keras
Humor ini diceritakan putri bungsu Gus Dur, Inayah Wahid, saat Haul Gus Dur kesepuluh pada Jumat 28 Desember 2019. Gus Dur saat itu bercerita alasan mengucapkan salam saat membuka ceramah.
"Karena itu Gus Dur sering bercerita kepada kami. Salah satu alasan beliau tiap kali mau ceramah. Selalu mulai dengan salam 'Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh'," ucap Inayah.
"Bukan karena beliau adalah kiai tapi beliau butuh tahu ini ada yang datang apa nggak. Ini beliau sendiri yang cerita," sambungnya.
3. Sambutan dalam Bahasa Arab
Melalui akun Twitternya Alissa Wahid juga mengunggah humor Gus Dur. Salah satunya sebuah acara forum kiai yang dihadiri oleh Gus Dur dan dijaga petugas intelijen keamanan (intel). Peristiwa itu terjadi di masa Orde Baru.
Berikut ini humor Gus Dur yang diunggah Alissa melalui akun Twitternya:
Joke #GusDur di masa OrBa:
Dalam forum kiai-kiai, Gus Dur beri sambutan dalam bahasa Arab. Ia minta forumnya berbahasa Arab saja karena ada intel.
Komandan : Bagamana pertemuan kiai-kiai dengan Gus Dur tadi?
Intel : Tidak ada diskusi, Ndan. Mereka hanya saling mendoakan!
4. Humor Tiga Polisi Jujur
Dalam buku Gus Durku , Gus Dur Anda, Gus Dur Kita dari mantan Menteri Riset dan Teknologi, Muhammad AS Hikam, menjelaskan konteks munculnya lelucon tiga polisi. Lelucon disampaikan menanggapi isu kasus korupsi dan kepolisian.
"Nah, Polri memang sudah lama menjadi praktik kurang bener itu, sampai guyonan-nya 'kan hanya ada tiga polisi yang jujur: Pak Hoegeng (Kapolri 1968-1971), patung polisi, dan polisi tidur... hehehe...," demikian kata Gus Dur.
5. Proyek Jembatan Surga - Neraka
Lelucon proyek jembatan surga neraka diceritakan Gus Dur saat menyampaikan pidato dalam sebuah acara. Gus Dur bercerita suatu ketika penghuni surga yang berasal dari Indonesia melakukan musyawarah.
"Mereka berembuk dan sepakat ingin membangun jembatan. Jembatan itu nantinya akan menghubungkan surga dan neraka, sehingga baik penduduk surga dan neraka bisa saling mengunjungi," kata Gus Dur.
Dikutip dari buku, Gus Dur, Kisah-kisah Jenaka dan Pesan-pesan Keberagaman karya Marwini.
Para penghuni surga dan neraka kemudian membentuk panitia masing-masing. Penghuni neraka yang ditunjuk menjadi panitia langsung bekerja merancang struktur bangunan. Tak lama kemudian jembatan dari neraka menuju surga sudah selesai dibangun.
Berbeda dengan penghuni neraka, penghuni surga yang ditunjuk menjadi panitia tak kunjung merampungkan pembangunan jembatan. Jangankan bangunan, rancangan jembatannya saja belum jadi. Penghuni neraka pun marah ke penghuni surga.
"Jembatan kami sudah selesai, sementara kalian ini masih belum melakukan apa-apa," protes penghuni neraka.
"Lah, bagaimana bisa kami mengerjakan pembangunan jembatan ini? Wong pimpinan proyeknya, pemborongnya, dan juga menteri-menterinya di neraka semua," kata penghuni surga.
Advertisement