Lima Hewan Fasik, Membunuh Tokek dan Cicak Perspektif Hukum Fikih
Tokek itu sama seperti cicak, termasuk kategori ”binatang yang sunnah dibunuh”. Sebagaimana termaktub dalam berbagai kitab-kitab fikih. Karena di-qiyas-kan kepada kelompok binatang-binatang busuk yang dikenal dengan nama “al-fawasiqul khamsi (lima binatang yang fasik), yang menurut perspektif para fuqaha adalah “sunnah dibunuh” atau dieksekusi mati secara muthlaq (baik di tanah halal, maupun tanah haram).
Ke lima binatang fasik yang dimaksud adalah sebagai berikut: tikus, kalajengking, anjing galak, burung gagak, burung elang.
Al Imam Ibnu Hajar Al- Haetami radiyallahu ‘anhu mengatakan dalam Al-Zawajir (bukan Al- Zaytun):
الحيوان إما يضر ولا ينفع كحية وعقرب وفأرة وحدأة وكلب عقور وغراب غير زاغ وذئب وأسد ونمر وسائر السباع ودب ونسر وعقاب وبرغوث ونمل صغير ووزغ وسام أبرص وبق وزنبور، فهذه كلها ونحوها يسن قتلها ولو لمحرم في الحرم .
Hewan atau binatang, adakalanya “membahayakan dan tidak bermanfaat”, seperti ular, kalajengking, tikus, burung elang, anjing galak, gagak, srigala, singa, macan tutul, cicak, kutu, lalat kerbau (tawon). Maka ke semua binatang tersebut dan sebangsanya, adalah “sunnah dibunuh”secara muthlak, meskipun bagi seseorang yang tengah melaksanakan ihram (muhrim) di tanah haram (Makkah).
Fatwa sang Imam bergelar Ka’bah ‘Ulama tersebut jelas-jelas bukan tanpa sandaran dalil naqli.
Rasululullah Shallallahu alahi wasallam (SAW) bersabda, terkait macam-macam binatang yang sunnah dibvnvh dengan matan hadits sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قال:((خمْسٌ مِنْ الدَّوَابِّ كُلُّهُنَّ فَاسِقٌ، يُقْتَلْنَ فِي الْحَرَمِ: الْغُرَابُ، وَالْحِدَأَةُ، وَالْعَقْرَبُ، وَالْفَأْرَةُ، وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ))
وعن سعيد بن المسيب عن عائشة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:((خمس فواسق يقتلن في الحل والحرم الحية والغراب الأبقع والفأرة والكلب العقور والحدأة)).سنن ابن ماجه (3087)
Lantas kenapa, sebagian di antara hewan yang sunnah dibunuh itu dinamakan “alfawasiqul khams (kelompok binatang fasik)” ?
فأمر النبي صلى الله عليه وسلم بقتل ذلك في الحل والحرم وسماهن فواسق؛ لأنهن يفسقن: أي يخرجن على الناس ويعتدين عليهم فلا يمكن الاحتراز منهن كما لا يحترز من السباع العادية
Maka Nabi SAW pun memerintahkan agar membunuh sejumlah hewan tersebut baik di area tanah halal maupun haram. Dan binatang itu dinamakan binatang-binatang fasik sebab kelakuan mereka itu memang fasik (suka menyakiti manusia). Sulit untuk kemudian menjaga diri dari pada perilaku buruk binatang-binatang tersebut sebagaimana sulit menjaga diri dari pada (ancaman bahaya) binatang buas. (Majmu’ Al- Fatawa, juz 11, hal, 609).
Allaahu a’lam.
Kaum Mukmin
Selain itu, perlu kita pahami tentang kriteria orang beriman secara umum.
الغالب أن المؤمن يجتنب الكبائر (سيد علوي أبو بكر محمد السقاف).
Orang mukmin pada umumnya: menghindari perbuatan dosa besar.
Ya, seorang yang beriman tidak akan sampai hati berani membunuh dan merampog harta rakyat (korupsi). Kalau ada orang ngaku Islam dan beriman tapi ternyata dia korupsi gila-gilaan, uang rakyat dirampok sampai nilai ratusan triliunan rupiah, berarti itu Muslim pesakitan nggak kaprah sama yang lain.
Na’uudzu billaah min dzalik. (Muhammad Rizky Haetami)