Lima Kiat Sukses Raih Berkah Lailatul Qadar, Pesan Quraish Shihab
Pakar Tafsir Al-Quran Prof M Quraish Shihab menjelaskan tentang Lailatul Qadar. Menurutnya, Lailatul Qadar adalah tamu agung yang tidak akan berkunjung kepada seseorang yang tidak diyakini bisa menyambutnya dengan baik.
“Orang yang dikunjungi Lailatul Qadar adalah orang yang siap untuk dikunjungi. Persiapan itu selama ini terkadang terlambat,” ungkap Prof Quraish.
Penulis Tafsir Al-Misbah itu mengungkapkan, semestinya sebelum malam 27 Ramadhan sudah ada persiapan.
“Ada ungkapan bulan Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban itu menyiram, Ramadhan saatnya memanen. Jadi harus menyiapkan sejak awal,” tuturnya, saat berbicara dalam program Narasi yang dipandu Najwa Shihab pada Minggu 2 Mei 2021.
Selain itu, lanjut Prof Quraish, untuk mencari Lailatul Qadar harus memiliki hati yang damai, diri yang damai, termasuk damai kepada orang lain.
“Lailatul Qadar tidak akan datang pada orang yang tidak damai,” tutur mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Awal Mula Kedatangan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (S.a.w.) kali pertama menerima firman Allah melalui perantara Malaikat Jibril. Pada malam itu, Jibril menampakkan diri kepada Nabi Muhammad, dan menyampaikan sebuah ayat, Iqra, yang berarti bacalah.
Lailatul Qadar juga bermakna turunnya malaikat ke bumi dengan berbagai tugas untuk memberikan kedamaian, berkah, dan bimbingan ilahi.
Dalam Al-Quran surat Al Qadr (97) ayat 1-5 berbunyi: "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu, apakah malam Qadar itu? Malam Qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk membawa segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar,"
2. Saat Lailatul Qadar Hadir
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis menjelaskan, Lailatul Qadar akan turun di tanggal-tanggal ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kendati demikian, ia mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya memfokuskan ibadahnya pada malam-malam tersebut.
Kiai Cholil mengatakan, ibadah harus dilaksanakan secara konsisten pada malam apa pun, bukan hanya pada saat Lailatul Qadar saja.
"Bisa 21, bisa 23, bisa 25, 27, 29. Tetapi, tetap kita harus stabil di dalam beribadah," kata Kiai Cholil.
3. Dua Pendapat tentang Lailatul Qadar
Kiai Cholil menambahkan, terdapat dua pendapat mengenai golongan yang akan meraih kemuliaan Lailatul Qadar. Pendapat pertama menyebutkan, Lailatul Qadar akan diraih oleh orang yang beriman dan berhati ikhlas.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan, siapapun yang beribadah saat Lailatul Qadar turun, dia akan mendapatkan kemuliaan dari malam tersebut.
Kiai Cholil mengatakan, kemuliaan yang didapat dari Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan.
4. Ciri-ciri Meraih Lailatul Qadar
Kiai Cholil menyebutkan, ada beberapa ciri yang mengindikasikan kehadiran Lailatul Qadar.
"Ciri-cirinya ya, malam itu hening, angin juga tidak berembus, tenang, tidak mendung, cerah. Paginya terbit matahari cerah tapi tidak menyengat. Dan bagi perasa tertentu, ia akan merasakan, seakan-akan kita baru selesai hajatan," kata Kiai Cholil.
Kiai Cholil menyebutkan, keutamaan dari Lailatul Qadar adalah pengampunan Allah SWT terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan, serta pahala yang dilipatgandakan.
"Karena malam itu, kita ditentukan oleh Allah SWT, nasib kita selama setahun ke depan. Kalau sedang tidak ibadah (berhalangan) mudah-mudahan ditentukan dalam keadaan baik," kata Kiai Cholil.
5. Bersungguh-sungguh dalam Beribadah
Oleh karena itu, Kiai Cholil mengajak setiap Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan Ramadhan ini, sehingga nantinya bisa meraih kemuliaan Lailatul Qadar yang telah dijanjikan oleh Allah SWT.
"Yang kita lakukan tentu shalat diperbanyak, baca Al Quran, baca istigfar, zikir, shalawat, dan doa kepada Allah SWT," kata adik kandung KH Abdurrahman Navis ini.