Lima Fase Perputaran Sejarah, Jelang 1 Abad NU
Kalender Hijriyah menunjukkan berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) sudah sampai 1 Abad. Ada banyak perjalanan yang dialami oleh para kiai yang memperjuangkan akidah Asy'ari dan fikih empat madzhab ini.
Meminjam istilah ahli sejarah, Syekh Ibnu Khaldun dalam Tarikhnya (hal.221), sebuah Bangsa akan melewati beberapa fase perjalanan kepemimpinan:
ﻭﺣﺎﻻﺕ اﻟﺪﻭﻟﺔ ﻭﺃﻃﻮاﺭﻫﺎ ﻻ ﺗﻌﺪﻭ ﻓﻲ اﻟﻐﺎﻟﺐ ﺧﻤﺴﺔ ﺃﻃﻮاﺭ
"Keadaan sebuah negara dan perputarannya biasanya tidak lebih dari lima fase:
اﻟﻄﻮﺭ اﻷﻭﻝ ﻃﻮﺭ اﻟﻈﻔﺮ ﺑﺎﻟﺒﻐﻴﺔ
1. Fase meraih kemenangan
اﻟﻄﻮﺭ اﻟﺜﺎﻧﻲ ﻃﻮﺭ اﻻﺳﺘﺒﺪاﺩ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻣﻪ ﻭاﻻﻧﻔﺮاﺩ ﺩﻭﻧﻬﻢ ﺑﺎﻟﻤﻠﻚ
2. Fase diktator atas kaumnya dan penguasaan sentral
اﻟﻄﻮﺭ اﻟﺜﺎﻟﺚ ﻃﻮﺭ اﻟﻔﺮاﻍ ﻭاﻟﺪﻋﺔ ﻟﺘﺤﺼﻴﻞ ﺛﻤﺮاﺕ اﻟﻤﻠﻚ
3. Fase panen untuk mendapatkan buah kekuasaan
اﻟﻄﻮﺭ اﻟﺮاﺑﻊ ﻃﻮﺭ اﻟﻘﻨﻮﻉ ﻭاﻟﻤﺴﺎﻟﻤﺔ
4. Fase menerima keadaan dan berdamai
اﻟﻄﻮﺭ اﻟﺨﺎﻣﺲ ﻃﻮﺭ اﻹﺳﺮاﻑ ﻭاﻟﺘﺒﺬﻳﺮ ﻭﻳﻜﻮﻥ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﺪﻭﻟﺔ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﻄﻮﺭ ﻣﺘﻠﻔﺎ ﻟﻤﺎ ﺟﻤﻊ ﺃﻭﻟﻮﻩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﺸﻬﻮاﺕ ﻭاﻟﻤﻼﺫ ﻭاﻟﻜﺮﻡ ﻋﻠﻰ ﺑﻄﺎﻧﺘﻪ
5. Fase berlebihan dan penghamburan, pemimpin merusak apa yang dikumpulkan oleh generasi awalnya dengan cara menurutkan nafsu, kenikmatan dan kemuliaan kekuasaannya (jelang berakhirnya sebuah kejayaan)."
Tentu perjalanan ini tidak berbanding lurus dengan rotasi masa di NU, baik kurun waktunya atau pembaruan pemimpi di dalamnya. Yang jelas di NU saat ini selalu berjuang untuk tetap mewariskan ajaran Ahlussunah kepada umat berikutnya.
Sejarah perjuangan para pendiri dan penerus NU selalu dikisahkan untuk dikontekstualisasikan sesuai keadaan dari masa ke masa. Jika dulu Aswaja sebagai Harakah (pergerakan) hingga kini tetap menjadi harakah. Sebagaimana diingatkan oleh Rais Am PBNU, KH Miftahul Akhyar, saat pembukaan Pelatihan Instruktur Nasional:
أمران يحدد لهما وقت بدقة: النوم في حياة الفرد ، والانحطاط في حياة الأمة
"Ada dua hal yang harus dibatasi waktunya dengan cermat, tertidur dalam kehidupan individu dan turunnya kualitas dalam kehidupan umat"
Alhamdulillah bisa ikut kaderisasi di NU, baik Pendidikan Kader Penggerak NU (2015), Madrasah Kader NU (2018) dan saat ini Pendidikan Menengah Kepemimpinan, sudah saya ikuti semua sebagai bentuk kepatuhan dalam berorganisasi.
Demikian catatan Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur.
Advertisement