Lima Faktor Utama Penyebab Perselingkuhan, Sudut Pandang Islam
Ketenangan bahtera rumah tangga kadang ada yang diuji dengan munculnya orang ketiga. Dengan beragam alasannya, hal itu kemudian menjadi awal dari munculnya bibit perselingkuhan yang bisa berdampak besar sampai kepada perceraian.
Satria Hadi Lubis MM MBA, penulis dan konselor keluarga mengatakan bahwa ada beberapa sebab perselingkuhan yang muncul dari faktor pribadi atau kepribadian pasangan yang berselingkuh itu sendiri.
Pertama, Libido yang Tinggi
Libido yang tinggi atau kebutuhan nafsu seksualnya tinggi dan kurang terlampiaskan. Karena manusia normal itu memiliki syahwat dan itu pemberian Allah SWT.
Kedua, Kepuasan ego.
Perselingkuhan bisa dilakukan oleh si suami atau pun istri, keduanya harus pandai menahan emosi dan hawa nafsunya agar tidak terjerumus pada perzinahan.
Ustadz Satria menambahkan, sesungguhnya wanita itu mudah masuk surga, asal menjalankan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan taat kepada suami. Akan tetapi untuk hal yang ketiga ini banyak istri yang sulit melakukannya.
Ketika banyak istri yang suka membangkang, maka ia jadi sulit masuk surga. Padahal harusnya dia lebih mudah karena dihisabnya hanya ketiga hal itu saja, sedangkan laki-laki/suami lebih banyak dihisabnya karena ia adalah pemimpin.
Ketiga, Kecewa terhadap pasangan.
Rasa kecewa itu bisa dari hal yang ‘receh’, namun terkumpul menjadi besar di kemudian. Oleh sebab itu, jangan biasa menghina pasangan atau bahkan sering menyakiti hati dan fisiknya.
Karena lama-lama pasangan tersebut bisa minder (kurang percaya diri) dan dalam keadaan itu, ia akan mudah terpikat hatinya jika ada orang lain yang terus memujinya, terutama dari lawan jenis, sehingga membawa kepada pintu perselingkuhan.
Keempat, Kebutuhan ekonomi.
Karenanya pasangan suami istri harus terus belajar bersabar, perbanyak bersyukur, dan maksimal berikhtiar agar bisa terbebas dari faktor yang satu ini.
Kelima, Kurang iman.
Faktor utama perselingkuhan adalah rendahnya iman.
“Ketika dalam kondisi turun iman, kemudian datanglah bidadari atau seorang hero yang mendekati, lalu mereka berinteraksi terus menerus, apalagi ditambah dengan faktor-faktor sebelumnya, maka jadilah perkara itu,” tekan Direktur Eksekutif Lembaga Manajemen Syariah LP2U tersebut, seperti dilansir gontor.or.id.
Perlu Dialog
Namun, lanjutnya, pasutri yang imannya kuat tidak akan selingkuh dan akan bertahan dengan keimanannya. Maka, bagaimana agar pasangan tidak selingkuh? “Jawabannya adalah perkuat iman, jika sudah, baru dibereskan nomor satu sampai dengan empat,” ungkap sang guru.
Hal yang tak kalah penting lainnya adalah terus berdialog bersama pasangan agar permasalahan pernikahan bisa teratasi walau tidak sempurna, paling tidak ada peningkatan.