Lima Fakta Sosok KH. Ma’ruf Amin
Presiden Joko Widodo akhirnya memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden, yang akan mendampinginya dalam pemilihan presiden 2019 nanti. Kata Presiden Joko Widodo, keputusannya untuk menggandeng Ma’ruf Amin sebagai calon presiden bukan tanpa alasan. Kata Jokowi, dia memilih KH. Ma’ruf Amin setelah melalui perenungan dan pertimbangan atas masukan dari berbagai elemen masyarakat.
"Ma'ruf Amin adalah sosok utuh. Dia adalah tokoh agama. Pernah duduk di legislatif DPRD dan DPR RI Pernah menjadi anggota MPR RI dan juga Wantimpres, Rais Am PBNU dan Ketua MUI," ujar Joko Widodo.
Sosok Ma’ruf Amin sebenarnya bukan tokoh yang asing, terutama bagi umat Islam. Berikut lima fakta sosok dari Ma’ruf Amin.
1. Terlahir dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU)
Pria kelahiran Tangerang, Banten, 11 Maret 1943 ini lahir dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Keluarganya kemudian menyekolahkan Ma'ruf Amin ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Setelah lulus pondok, ia meneruskan kuliah di Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, Jawa Barat.
Berbekal ilmu yang dimiliki, Ma'ruf Amin terjun ke dunia dakwah. Ia mulai menjadi anggota koordinasi Dakwah Indonesiia (KODI) DKI Jakarta. Selain itu, ia juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama. Karier Ma'ruf Amin naik. Di NU, ia diberi amanah sebagai Rais Aam (Ketua Umum) Syuriah PB NU periode 2015-2020,
2. Ketua Majelis Ulama Indonesia
Ma’ruf Amin sejatinya sudah lama aktif di Majelis Ulama Indonesia. Namun dia menduduki posisi puncak sebagai Ketua MUI periode 2015-2020, setelah sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa, MUI.
3. Pernah terjun di dunia politik
Ma'ruf sempat menjadi anggota DPR DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan. Namanya mulai terkenal berbarengan lahirnya Era Reformasi, pada tahun 1998, dengan bermunculan partai-partai baru. Ma'ruf Amin sempat diminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menjadi Ketua Dewan Syuro PKB yang pertama.
Melalui partai besutan Abdurrahman Wahid ini, Maruf pernah menjadi anggota DPR/MPR RI. Panasnya dinamika politik di PKB dan nasional, akhirnya dia lebih memilih konsentrasi ke ormas Islam NU dan MUI. Ma'ruf pun menjalaninya dengan khidmat.
4. Peraih gelar doctor honoris causa
Keilmuan Ma'ruf Amin tak perlu diragukan lagi. Pria lulusan Universitas Ibnu Khaldun ini memiliki intelektualitas di berbagai bidang keislaman. Terbukti, Ia memperoleh anugerah Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) untuk bidang Hukum Ekonomi Syariah dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Pernah disebut dalam kasus investasi bodong
Selain kariernya mulus di jalur politik dan dakwah, namun Ma’ruf Amin bukan orang yang tak pernah tersandung masalah. Namanya sempat dicatut dalam kasus investasi bodong, meski akhirnya tak terbukti. KH. Ma’ruf Amin pernah disebut dalam kasus investasi bodong PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS) .
Saat itu, nasabah GTIS menuding KH. Maruf Amin dan Amidhan sebagai penentu kebijakan dalam perusahaan investasi bodong ini. Oleh karena itu, nasabah GTIS meminta dua petinggi MUI itu juga ikut bertanggungjawab dan ditetapkan status hukumnya sebagai tersangka.
Namun, Ma'ruf membantah tudingan keterlibatannya di GTIS. "Waktu itu, saya tak memberi izin, tapi hanya menyatakan, mereka (GTIS) beroperasi secara syariah," jelas Maruf seperti dikutip dari Kontan, Kamis, 11 Sepetember 2014.
Maruf bilang, MUI tak berwenang untuk memberi izin operasi GTIS lantaran bukan ranahnya. "MUI cuma menyatakan kegiatan mereka sesuai prinsip syariah, cukup itu saja," kata Ma’ruf saat itu. (amr)
Advertisement